MENANTI DALAM DOA (Mazmur 5:4)
MENANTI DALAM DOA
TUHAN, pada waktu
pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan
bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.
(Mazmur 5:4)
Pagi hari membawa suasana
yang berbeda. Udara masih segar, sinar mentari belum menyengat, dan dunia
seolah belum ramai. Di waktu inilah kita bisa memilih untuk berhenti sejenak
dari hiruk pikuk kehidupan. Menepi, membuka firman Tuhan, dan meneduhkan hati
dalam doa. Bukan sekadar rutinitas, melainkan perjumpaan yang kita rindukan.
Seperti bertemu dengan Sahabat yang mengerti segalanya tanpa harus dijelaskan
panjang lebar.
Kita bisa memulai dengan
ucapan syukur — untuk napas yang masih berhembus, untuk keluarga yang masih
terjaga, dan untuk kesempatan hidup yang masih Tuhan berikan. Kemudian kita
membaca firman-Nya, mencari suara Tuhan di balik huruf-huruf yang tertulis. Kadang
firman-Nya menghibur, kadang menegur, tapi selalu menguatkan. Setelah itu, kita
berdoa: membawa permohonan pribadi, mendoakan orang lain, dan menyerahkan
seluruh hari ke dalam tangan Tuhan.
Pemazmur dalam Mazmur 5
melakukan hal serupa. Ia menyapa Tuhan di pagi hari, bukan dengan tangan
kosong, tetapi dengan hati yang mengatur persembahan. Persembahan itu bukan
hanya berupa materi, tetapi hidup yang berserah, hati yang terbuka, dan
pengharapan yang menanti-nanti jawaban Tuhan. Pemazmur memilih untuk menjauhi
kejahatan dan hidup dalam kebenaran — bukan karena kekuatannya sendiri, tetapi
karena Tuhan yang melindungi dan memberkati seperti perisai yang menjaga dari
serangan lawan.
Dari sini kita belajar bahwa
doa pagi bukan hanya soal meminta. Doa adalah tentang mengatur hati,
mempersiapkan jiwa, dan menyelaraskan langkah dengan kehendak Tuhan. Seperti
Pemazmur yang menanti-nanti Tuhan, kita pun diajak untuk belajar menunggu — bukan
dalam kekosongan, tetapi dalam keyakinan bahwa Tuhan mendengar, Tuhan peduli,
dan akan bertindak tepat pada waktunya.
Semakin sering kita berdoa
dan berbicara dengan Tuhan, semakin peka pula kita mengenali suara-Nya. Dan
semakin kita mengenal Dia, semakin kita menyadari bahwa hidup ini bukan tentang
seberapa hebat kita menjalani hari, tetapi seberapa dekat kita berjalan bersama
Tuhan.
LAGU PUJIAN
KJ. 460 - JIKA JIWAKU BERDOA
1. Jika jiwaku berdoa kepadaMu, Tuhanku,
ajar aku t'rima
saja pemberian tanganMu dan mengaku,
s'perti Yesus
di depan sengsaraNya: Jangan kehendakku,
Bapa,
kehendakMu jadilah.
2. Apa juga yang Kautimbang baik untuk
hidupku,
biar aku pun setuju dengan maksud hikmatMu,
menghayati dan percaya, walau hatiku lemah:
Jangan kehendakku, Bapa, kehendakMu
jadilah.
KJ. 26 - MAMPIRLAH, DENGAR DOAKU
1. Mampirlah, dengar doaku, Yesus Penebus
Orang lain Kauhampiri, jangan jalan t'rus
Reff:
Yesus, Tuhan, dengar doaku;
Orang lain Kauhampiri, jangan jalan t'rus.
2. Di hadapan takhta rahmat aku menyembah
tunduk dalam penyesalan. Tuhan tolonglah! (Reff:)
3. Ini saja andalanku: jasa kurbanku
Hatiku yang hancur luluh buatlah sembuh. (Reff:)
Posting Komentar