Keluargaku Rumah Sukacitaku (Kolose 3:16-17)
Keluargaku Rumah Sukacitaku
(Kolose 3:16-17)
Ay. 16:
Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu,
sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain
dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu
mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Ayat. 17: Dan segala
sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya
itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa
kita.
Pendahuluan
Sukacita itu salah satu buah roh, kepunyaan
Allah, suasana surgawi, manusia tidak memilikinya, dunia tidak mampu
memberikannya kepada kita. itu datangnya
dari atas, karena itu milik Tuhan. Tidak datang dari luar, sebagai kosmetika
yang menempel pada kita, tetapi ia masuk dalam hati kita sebagai dinamika yang
memancar keluar dari diri kita. Dicurahkan secara vertikal. Oleh sebab itu ia
tidak tergantung dengan keadaan dan perasaan kita, ia murni pemberian dan
pekerjaan Tuhan di dalam hati kita. Itu artinya sukacita itu tidak dapat dicuri
dari diri kita
Manusia tidak memiliki sukacita, itu
sebabnya manusia ingin mendapatkannya, ingin meraihnya, terus mengejarnya dan
kita menyebutnya sebagai kebahagiaan. Kesenangan, fun. Apapun yang kita lakukan
dalam hidup ini, sadar atau tidak sadar yang kita kejar adalah kebahagiaan,
kesenangan. Kita merindukan apa yang tidak kita punyai.
Dunia tidak mampu memberikannya, oleh sebab
itu dunia menawarkan tiruannya:
-
Seseorang
yang mengkonsumsi narkoba, menurut cerita mereka itu senang sekali, lupa semua
beban hidupnya, ngeflay, itu hanya sebebntar saja. Itu namanya tiruan, palsu,
menipu. Itu bukan sukacita.
-
Sukacita
itu murni dari surga, bukan di hasilkan di dunia ini, kita akan mengalaminya
sepenuhnya nanti di surga.
Kalau begitu, apakah selama kita di dunia
kita tidak bisa bersukacita, apakah sukacita itu tidak bisa kita nikmati?
-
Apa
artinya joy to the wold Lord has come
-
Hari
ini kurasa bahagia berkumpul bersama saudara seiman, tuhan Yesus tlah satukan
kita..., dst.
Bisakah kita menikmati suka cita? Bisa.
Sebab ia datang dari atas, ia menganugerahkan kita bersamaan dengan iman kita
kepada Yesus, ketika Yesus masuk kedalam hati kita, ketika itu elemen surgawi
itu ada di dalam kita.
Sukacita itu ada di dalam hati kita, oleh
sebab itu jangan cari diluar diri kita. Ia ada di dalam kita. Tetapi sekalipun
ada di dalam hati kita, kenapa sepertinya kita tidak mengalaminya, justru kita
sering mengalami sebaliknya. Sebab sukacita itu aAllah menganugerahkannya dalam
bentuk benih ilahi. Benih sukacita. Artinya benih itu perlu disirami, dirawat,
supaya bertumbuh dan berbuah. Jika tidak ia tetap tinggal sebagi benih.
Artinya ada sesuatu yang harus kita
lakukan. Walau itu pemeberian Tuhan kita perlu meresponnya. Artinya sukacita
itu perlu ditumbuhkan, dialpikasikan dalam kehidupan sehari-hari, apa lagi
dalam kehidupan kita sehari-hari banyak yang membuat kita tidak bersukacita.
Justru sukacita itu sebuah kekuatan. Sukacita dari Tuhan itu ada dalam
jangkauan kita dan suka cita itu hanya sejauh sebuah keputusan. Jadi dalam
kehidupan sehari-hari kita perlu membuat keputusan-keputusan atau
pilihan-pilihan hidup yang sengaja yang membuat kita dekat dengan sukacita. Keputusan
apa itu? Paling tidak ada 4:
1. Firman Kristus sebagai Dasar
Sukacita
"Hendaklah perkataan Kristus diam
dengan segala kekayaannya di antara kamu…"
Keluarga yang menjadi rumah sukacita adalah keluarga yang menjadikan Firman
Tuhan sebagai pusat kehidupan. Firman Tuhan memberi hikmat, mengarahkan
keputusan, dan menuntun perilaku setiap anggota keluarga. Ketika Firman Tuhan
diam di dalam hati dan pikiran kita, sukacita yang sejati akan mengalir, karena
kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Refleksi:
Apakah Firman Tuhan sudah menjadi dasar bagi setiap keputusan dan tindakan di
rumah kita? Jika kita ingin rumah kita dipenuhi sukacita, mari kita mulai
dengan membaca, merenungkan, dan menghidupi Firman Tuhan bersama-sama sebagai
keluarga.
2. Mengajar dan Menegur dengan
Hikmat
"…dengan segala hikmat mengajar dan
menegur seorang akan yang lain…"
Keluarga adalah tempat di mana kita bertumbuh bersama, belajar satu sama lain,
dan saling menguatkan. Mengajar dan menegur di sini berarti membangun satu sama
lain dalam kasih dan hikmat. Ketika ada kesalahan, teguran harus diberikan
dengan lembut dan penuh kasih, sehingga menciptakan suasana yang sehat dan
harmonis.
Refleksi:
Sukacita dalam keluarga terjaga ketika setiap anggota saling mendukung, bukan
menjatuhkan. Apakah kita sudah saling mengajar dan menegur dengan kasih dan
hikmat? Atau justru saling menyalahkan dan menghakimi?
3. Memuji Tuhan Bersama-sama
"…sambil menyanyikan mazmur,
puji-pujian, dan nyanyian rohani…"
Salah satu ciri khas keluarga Kristen adalah hidup yang dipenuhi pujian kepada
Tuhan. Keluarga yang penuh sukacita adalah keluarga yang tidak hanya mengeluh
saat menghadapi masalah, tetapi juga memuji Tuhan dalam segala keadaan. Pujian
mengingatkan kita akan kebesaran Tuhan dan mengubah suasana hati kita dari
khawatir menjadi bersyukur.
Refleksi:
Apakah keluarga kita sudah terbiasa memuji Tuhan bersama-sama? Cobalah
menjadikan pujian sebagai kebiasaan harian dalam keluarga, baik melalui doa
pagi maupun sebelum tidur.
4. Mengucap Syukur dalam Segala
Hal bukan mengeluh.
"…kamu mengucap syukur kepada Allah di
dalam hatimu."
Kunci dari sukacita adalah hati yang bersyukur. Keluarga yang bersyukur tidak
akan mudah terombang-ambing oleh keadaan. Mereka melihat segala sesuatu sebagai
anugerah dari Tuhan dan tetap memuji-Nya, baik dalam suka maupun duka. Ketika
kita bersyukur ada sukacita. Syukur itu memilih dengan perkara-perkara yang
luhur, syukur itu memuat dalam hati kita banyak mengagumi banyak hal: alam, sesama,
keluarga, got talent, kebaikan. Cinta kasih seorang itu, ayah, anak dan
mensyukurinya.
Refleksi:
Apakah kita sudah terbiasa mengucap syukur dalam keluarga, bahkan ketika
menghadapi masalah? Rumah yang dipenuhi dengan ucapan syukur akan menjadi rumah
yang penuh damai dan sukacita.
Penutup
Keluarga yang menjadi rumah sukacita adalah
keluarga yang menjadikan Firman Kristus sebagai dasar, saling membangun dengan
hikmat, memuji Tuhan bersama-sama, dan selalu mengucap syukur. Ketika semua ini
hadir dalam keluarga, sukacita sejati akan mengalir dari hati setiap anggota
keluarga, dan rumah akan menjadi tempat yang nyaman dan penuh damai.
Mari kita berkomitmen menjadikan rumah kita
sebagai tempat di mana Kristus hadir dan dipermuliakan, sehingga kita dapat
berkata dengan penuh keyakinan: “Keluargaku adalah rumah sukacitaku!”
Posting Komentar