NOA SA FALUKHA’Õ WA’EBUA-DÕDÕ KHÕ LOWALANGI (Lukas 1:26-38)
NOA SA
FALUKHA’Õ WA’EBUA-DÕDÕ KHÕ LOWALANGI
(Lukas 1:26-38)
Famobõrõ
Fa’ebua-dõdõ Lowalangi
eluahania si tenga sinagea mutema.
Itaria
konsep fa’ebua-dõdõ, bõrõ no da’a, ambõ fatema ba dõdõda, hana?
-
Upah
ma Imbalan
-
Lõ hadõi si
gratis ba gulidanõ
-
Hak dan kewajiban
-
Merasa layak, memenuhi persayaratan
-
Konsep berbalasan
-
Konsep menanam dan menuai
-
Konsep senang dan tidak senang
-
Konsep
kerja keras tidak membohongi hasil
Angosisila
Tema ini mengundang kita
untuk merenungkan bagaimana kasih karunia Allah bekerja dalam hidup kita.
-
Kota
Nazaret, dianggap kecil
atau tidak signifikan oleh manusia untuk menjadi alat karya-Nya.
-
Maria, seorang perawan muda, bukanlah seorang
bangsawan atau pemimpin besar, tetapi ia dipilih untuk peran terbesar dalam
sejarah keselamatan.
-
Ketika
Gabriel menyampaikan salam, "Salam, hai engkau yang dikaruniai,
Tuhan menyertai engkau," Kata "karunia" menunjukkan bahwa
panggilan Maria bukan berdasarkan jasanya, tetapi anugerah Allah semata.
-
Kabar
yang disampaikan Gabriel adalah bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan
seorang anak laki-laki yang akan dinamai Yesus. Anak ini akan menjadi besar,
disebut Anak Allah Yang Mahatinggi, dan menerima takhta Daud untuk memerintah
selamanya. Narasi ini menggambarkan penggenapan janji mesianis dalam Perjanjian
Lama, terutama janji tentang keturunan Daud yang akan memerintah selamanya (2
Samuel 7:16). Hal ini menggarisbawahi kesinambungan antara karya Allah di
masa lalu dengan penggenapan-Nya dalam Yesus Kristus.
-
Ketika
Maria bertanya, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum
bersuami?" Gabriel menjelaskan bahwa Roh Kudus akan turun atasnya, dan
kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaunginya. Jawaban ini menegaskan bahwa
kelahiran Yesus adalah karya Allah sepenuhnya, melampaui hukum alam.
Mukjizat ini tidak hanya menunjukkan kuasa Allah tetapi juga kesucian Anak yang
akan lahir, yang disebut kudus, Anak Allah.
-
Gabriel
memberikan tanda untuk meneguhkan iman Maria, yaitu kehamilan Elisabet,
sanaknya, yang sebelumnya dianggap mandul. "Sebab bagi Allah tidak ada
yang mustahil," adalah inti teologi narasi ini. Allah yang menciptakan
hukum alam juga bebas bertindak melampauinya untuk menggenapi rencana-Nya.
-
Respons
Maria terhadap kabar ini adalah puncak dari narasi. Ia berkata, "Sesungguhnya
aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."
Pernyataan ini menunjukkan iman, kerendahan hati, dan penyerahan diri yang
total kepada kehendak Allah.
-
bagaimana
Allah bekerja dalam kehidupan kita dengan cara yang melampaui harapan dan
pengertian kita. Kita
dipanggil untuk merespons seperti Maria, dengan iman dan penyerahan diri yang
total kepada kehendak-Nya.
Apa
artinya ini?
Pertama, ketika Allah dari dunia tak terbatas
masuk ke dunia terbatas, perbedaan antara mukjizat dan hukum alam menjadi tidak
terlalu tajam. Yang biasa menjadi luar biasa, yang Ilahi menjadi
Insani. Kehidupan sehari-hari yang biasa pun menjadi penuh makna karena
kehadiran Allah. Dunia yang rutin dan sederhana menjadi tempat Allah bekerja
secara nyata.
-
Seorang
anak SD pernah mengejutkan
gurunya ketika ditanya tentang keajaiban dunia. Anak-anak lain menyebutkan
tempat-tempat terkenal seperti Tujuh Keajaiban Dunia. Namun, anak ini dengan
polos menyebutkan hal-hal sederhana: makan dengan lidah yang bisa merasakan,
mendengar dengan telinga, melihat dengan mata, mencium wangi bunga, berlari
dengan kaki, atau memeluk boneka. Jawabannya mengajarkan kita untuk melihat
keajaiban dalam hal-hal biasa. Memang, sejak Allah datang ke dunia, kehidupan
menjadi luar biasa.
-
Seorang
teman saya, pendeta pernah
menghadapi situasi sulit saat istrinya menderita penyakit terminal. Ia
mengumpulkan teman-teman untuk doa bergilir selama 24 jam. Ketika doa selesai,
dia merasakan ketenangan luar biasa. Itulah pesan Natal: Allah datang ke bumi,
dan kehidupan kita sehari-hari yang biasa menjadi tidak biasa lagi.
-
Sebuah
senyuman dapat menjadi berkat, tetesan air mata menjadi doa, kamar rumah sakit
menjadi altar, dan meja kerja menjadi tempat perjumpaan dengan Tuhan. Semua itu
mungkin terjadi karena Allah telah hadir di dunia ini.
Kedua adalah kasih. Allah tidak harus datang ke dunia sebagai
manusia, tapi Dia memilih melakukannya karena kasih. Dalam sejarah sebelumnya,
tidak pernah ada Allah seperti ini, yang rela membatasi diri untuk menjangkau
manusia. Allah yang tidak terbatas masuk ke dunia yang terbatas untuk
menyatakan kasih-Nya kepada kita.
-
Ketika
Allah melakukan tindakan yang tidak harus dilakukan, itulah kasih yang sejati.
Seperti seorang ayah yang berlari membawa anaknya yang cacat untuk mengikuti
lomba, bukan karena harus, tetapi karena cinta. Begitu pula Allah melakukan
sesuatu yang tidak harus dilakukan demi kasih kepada kita.
-
Hidup
kita sering terasa monoton, rutin, dan mekanis. Kita melakukan hal-hal yang
memang sudah seharusnya dilakukan. Namun, firman Tuhan mengingatkan kita untuk
melampaui kewajiban, melakukan sesuatu yang tidak harus dilakukan tetapi
dilakukan dengan cinta. Tidak harus besar, tetapi bisa kecil dan sederhana,
seperti kunjungan, kata-kata penghiburan, atau tindakan kasih lainnya.
-
Allah
telah menunjukkan kasih-Nya dengan masuk ke dunia yang terbatas. Mari kita
mengisi hidup ini dengan kasih yang berkualitas, dalam keluarga, pekerjaan,
pelayanan, dan kehidupan sehari-hari. Ketika kita melakukannya, hidup yang
biasa akan menjadi luar biasa.
-
Selamat
merayakan Advent. Tuhan memberkati kita semua.
Posting Komentar