BAPTISAN DAN IDENTITAS KITA DALAM KRISTUS (Galatia 3:27)

Table of Contents

 

BAPTISAN DAN IDENTITAS KITA DALAM KRISTUS

 

"Sebab semua orang yang dibaptis dalam Kristus telah mengenakan Kristus."

(Galatia 3:27)

 

Pengantar dalam Bentuk Isu

"Saudara-saudara, pernahkah kita bertanya-tanya,

-         'Siapa saya sebenarnya?'

-          atau 'Apa arti hidup saya?'

Di zaman sekarang, banyak orang berusaha menemukan identitas mereka melalui

-      pekerjaan,

-      status sosial,

-     atau pengakuan dari orang lain. Kita melihat bagaimana media sosial sering menjadi tempat orang mencari validasi,

-     berlomba-lomba menampilkan yang terbaik dari diri mereka.

-    Tetapi, apakah semua itu benar-benar membuat kita merasa puas dan utuh?

Isu pencarian identitas ini bukanlah hal baru.

-   Sejak dahulu, manusia selalu bergumul dengan pertanyaan tentang siapa mereka dan apa tujuan hidup mereka.

-     Hari ini, kita akan melihat apa yang Firman Tuhan katakan tentang identitas kita, khususnya melalui baptisan.

-   Baptisan bukan hanya ritual agama, melainkan momen yang mengukuhkan siapa kita dalam Kristus.

-  Kita akan belajar bagaimana hidup dengan identitas baru ini, bukan berdasarkan apa yang dunia katakan, tetapi berdasarkan apa yang Tuhan nyatakan.

 

"Sebab semua orang yang dibaptis dalam Kristus telah mengenakan Kristus." Pernyataan ini mengajak kita merenungkan tiga hal penting tentang identitas kita sebagai orang yang dibaptis.

 

1.      Persatuan dalam Kristus

Saat kita dibaptis, kita bukan lagi berdiri sendiri. Kita menjadi bagian dari sebuah komunitas besar—tubuh Kristus. Kita tidak lagi melihat perbedaan status, latar belakang, atau apapun yang membedakan, karena semuanya telah dipersatukan dalam kasih Kristus. Setiap kali kita mengingat baptisan kita, kita diingatkan bahwa kita adalah anak-anak Allah, dipanggil untuk saling mendukung, menguatkan, dan mengasihi sebagai satu keluarga rohani.

 

2.      Memori yang Mengubah Hidup

Baptisan adalah tanda perubahan hidup. Cobalah mengingat saat pertama kali kita dibaptis. Apa yang kita rasakan? Sukacita, haru, atau bahkan keraguan? Baptisan menjadi sebuah memori kolektif yang tidak hanya mengikat kita kepada Allah, tetapi juga kepada sesama orang percaya. Di sinilah kita meninggalkan kehidupan lama—pola hidup dosa—dan mengenakan kehidupan baru dalam Kristus. Perubahan ini menjadi panggilan untuk terus bertumbuh dalam kekudusan dan ketaatan.

 

3.      Panggilan untuk Hidup dalam Kasih

Paulus juga mengingatkan bahwa dalam Kristus, tidak ada lagi sekat atau perbedaan: "tidak ada orang Yahudi atau Yunani, budak atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan." Artinya, kita semua setara di hadapan Tuhan. Ini menjadi panggilan untuk membangun komunitas yang dipenuhi kasih, solidaritas, dan penerimaan. Kita diajak untuk menciptakan ruang di mana setiap orang merasa dihargai dan dicintai sebagai ciptaan Allah yang berharga.

 

Kesimpulan

Baptisan bukan hanya sebuah upacara, tetapi sebuah komitmen untuk hidup sebagai orang yang telah mengenakan Kristus. Mari kita bertanya pada diri sendiri:

-        apakah baptisan hanya menjadi kenangan,

-        ataukah pengingat untuk hidup sesuai dengan identitas kita dalam Kristus?

Mintalah kepada Tuhan agar baptisan kita menjadi penggerak semangat baru untuk menjadi saksi kasih dan terang-Nya di tengah dunia ini.

Posting Komentar