BANGKIT MENJADI TERANG (Yesaya 60:1)

Table of Contents

 

BANGKIT MENJADI TERANG

Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.

(Yesaya 60:1)

Mungkinkah orang yang sudah sakit sedemikian parah dan tergolong penyakit terminal itu dapat menjadi terang? Mungkinkah orang yang secara ekonomi sudah bangkrut dengan hutang bertumpuk nyaris tak terbayar dapat menjadi terang? Mungkinkah orang yang sudah kecanduan gadget, narkoba, games, dan masih banyak lainnya dapat menjadi terang? Mungkinkah orang yang tertolak, dilecehkan, haknya dirampas dan harga dirinya diinjak-injak dapat menjadi terang? Mungkinkah orang-orang yang cacat secara jasmani dan mental dapat menjadi terang? Mungkinkah keluarga yang sudah hancur, suami/istri yang tidak setia, terjerat oleh PIL/ WIL dapat menjadi terang? Mungkinkah orang yang sudah hancur oleh dosa dapat menjadi terang? Mungkinkah? Namun, yang membuat saya tidak mengerti adalah mengapa Allah memilih kita dan bukan memilih mereka yang jauh lebih baik daripada kita?

Jika kita percaya bahwa Tuhan itu Tuhan yang konsisten maka kita akan percaya bahwa tidak mungkin Tuhan memerintahkan sesuatu tanpa memberikan kemampuan kepada kita untuk melakukannya. Firman Tuhan mengatakan, “bangkit menjadi terang” Bagaimana caranya? Dan untuk apa?

  1. Bangkit dan memberi diri untuk diterangi oleh terang Tuhan. Tuhan tidak meminta kita menjadi seperti matahari yang memancarkan sinar dari dirinya sendiri, tetapi seperti bulan yang jika tidak ditimpa sinar hanya merupakan benda gelap namun mempunyai potensi seperti bebatuan, yakni bila terkena sinar matahari, langsung memantulkan sinar tersebut sehingga tampak terang dan dapat menerangi kegelapan malam. Itulah sebabnya Tuhan tidak memilih orang yang luar biasa, Dia memilih orang yang biasa, yang memiliki banyak kelemahan, bahkan yang sama sekali tidak memenuhi kriteria untuk menjadi terang agar ketika kita memancarkan terang, orang akan tahu bahwa itu bukan terang kita, melainkan terang Tuhan. Bila diri kita sendiri luar biasa, kita akan memancar- kan terang kita, bukan terang Tuhan. Akan tetapi, justru karena kita penuh kelemahan, kita dapat memancarkan terang Tuhan. Namun, untuk dapat memantulkan terang Tuhan, kita harus terlebih dahulu memberi diri untuk diterangi oleh terang Tuhan, Sang Sumber Terang yang sejati sehingga semua dosa kita yang paling tersembunyi sekalipun akan tampak dan di- bakar habis oleh terang-Nya.
  2. Bangkit dari kebiasaan berdosa, dari respon salah terhadap penderitaan, sakit penyakit, dan semua yang tidak menyenangkan hati kita. Selama kita berada di dalam dunia, penderitaan akan selalu ada. Sungguh wajar ketika kita menderita tatakala kita hidup di dunia yang berdoasa. Yang menjadi masalahnya adalah respon kita yang salah terhadap semua itu, yaitu respon berupa kekhawatiran, iri hati, sikap mengasihani diri, dendam, prasangka, kemalasan, dan semua emosi negatif lainnya, serta bebagai bentuk kecanduan dan memperilah yang bukan Tuhan. Oleh sebab itu kita harus bangkit dan menjalani proses Tuhan dengan ketaatan mutlak untuk bertumbuh menjadi makin serupa dengan karakter kristus
  3. Bangkit dari sikap egois dan ketidak pedulian terhadap apa yang terjadi di sekitar kita, dan menjadi makin serupa dengan kristus dalam berkarya. Hidup yang nbermakna adalah hidup yang keluar dari diri sendiri untuk menjangkau orang lain. Kalau kita terus berkutat dengan masalah-masalah pribadi, maka masalah kita justru akan makin menenggelam- kan kita dan membuat hidup kita sia-sia. Mengapa? Karena sampai kita meninggalkan dunia sekalipun, masalah akan selalu ada. Sebaliknya, jika kita keluar dari diri kita untuk menolong orang lain, maka kita sendiri dikuatkan untuk menghadapi masalah kita dan menang. Oleh karena itu bangkit, dan jadilah terang. Ingat bahwa hidup bermakna adalah milik orang yang mau bangkit dan menjadi terang. Amin

Posting Komentar