RUMAH DOA, BUKAN PASAR
RUMAH
DOA, BUKAN PASAR
Lalu
Yesus dan murid-murid-Nya masuk ke Yerusalem. Sesudah masuk ke Bait Allah,
mulailah Yesus mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia
membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati, dan Ia
tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah.
(Markus
11:15-16)
Bayangkanlah hiruk pikuk sebuah
pasar. Suara tawar-menawar, derit gerobak, dan aroma rempah-rempah memenuhi
udara. Namun, tempat ini bukanlah pasar biasa. Ini adalah Bait Allah, tempat
manusia bertemu dengan Tuhan.
Yesus, dengan penuh kemarahan,
membalikkan meja-meja para penukar uang dan mengusir para pedagang. Ia tidak
ingin melihat rumah Tuhan dijadikan tempat berbisnis. Bagi-Nya, Bait Allah
seharusnya menjadi rumah doa, tempat manusia mendekatkan diri pada Sang
Pencipta dengan hati yang tulus, bukan tempat mencari keuntungan pribadi.
Mengapa Yesus begitu marah?
Karena para pemimpin agama saat itu telah menyelewengkan tujuan suci dari Bait
Allah. Mereka menjadikan ibadah sebagai ladang bisnis. Orang-orang yang ingin
beribadah dipaksa membeli hewan kurban dan persembahan dengan harga yang sangat
mahal. Rumah Tuhan telah berubah menjadi sarang penindasan.
Peristiwa ini bukan hanya tentang
sebuah tempat ibadah. Ini adalah tentang bagaimana kita seringkali
menyalahgunakan hal-hal yang baik. Iman, kasih, dan kebaikan seharusnya menjadi
sumber inspirasi dan kekuatan. Namun, seringkali kita menggunakannya untuk
tujuan yang tidak murni. Kita berlindung di balik agama untuk membenarkan
tindakan yang tidak terpuji. Kita mengatasnamakan kebaikan untuk menyakiti
orang lain.
Tuhan tidak pernah menginginkan
hal seperti itu. Ia ingin kita menggunakan karunia-Nya untuk memberkati sesama.
Ketika kita memanfaatkan kebaikan untuk tujuan yang egois, kita sebenarnya
telah menghina Tuhan.
Mari kita renungkan tindakan
Yesus. Ia mengajarkan kita bahwa setiap hal yang baik harus digunakan dengan
bijak. Iman kita seharusnya membawa kita kepada tindakan kasih dan pelayanan.
Kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi dunia, bukan beban.
Mungkin kita tidak hidup di zaman
Yesus, tetapi kita masih sering melihat orang-orang yang menyalahgunakan agama
atau nilai-nilai luhur lainnya. Kita juga mungkin pernah melakukannya sendiri.
Marilah kita bertobat dan kembali kepada jalan Tuhan. Marilah kita menjadikan
hidup kita sebagai persembahan yang berkenan di hadapan-Nya. Amin
LAGU
ROHANI
KJ 18 ALLAH HADIR BAGI KITA
1. Allah hadir bagi kita dan hendak memb'ri berkat
melimpahkan kuasa RohNya bagai hujan yang lebat.
Ref: Dengan Roh Kudus, ya Tuhan, umatMu berkatilah!
Baharui hati kami; o, curahkan kurnia.
2. Allah hadir, sungguh hadir di jemaatNya yang kudus;
Biar kasih kurniaNya menyegarkan kita t'rus.(Ref)
KJ 376 Ikut Dikau Saja, Tuhan
1. Ikut Dikau saja, Tuhan, jalan damai bagiku;
Aku s'lamat dan sentosa hanya oleh darahMu
Ref: Aku ingin ikut Dikau dan mengabdi padaMu:
Dalam Dikau, Jurus'lamat, 'ku bahagia penuh!
2. Ikut Dikau di sengsara, kar'na janjiMu teguh:
atas kuasa kegelapan 'ku menang bersamaMu. (Ref:)
Posting Komentar