KEKANGLAH LIDAHMU (YAKOBUS 3:1-12)
KEKANGLAH
LIDAHMU (YAKOBUS 3:1-12)
Ada
beberapa kata bijak, yang pernah saya baca dan dengar diantaranya adalah:
1.- Jangan katakan semua yang Anda pikirkan.
Sebab, mengatakan semuanya mungkin tidak menolong, menyembuhkan dan mendidik.
2.- Ujian yang harus dilalui sebelum mengucapkan
kata-kata adalah: apakah itu benar, apakah itu ungkapan kasih, apakah itu
penting dan berguna?
3.- Mengubah satu hal menjadi lebih baik lebih
bermanfaat dari pada membuktikan seribu kesalahan.
4.
Mengatakan kejelekan orang lain merupakan
suatu cara yang tidak jujur memuji diri sendiri.
5.
Seseorang yang memiliki ‘lidah tajam’ (yang
kerap menyakiti) biasanya akan kesepian, sebab orang-orang biasanya
mengindarinya.
Kata-kata bijak tersebut dapat menolong kita
untuk sungguh-sungguh memperhatikan bagaimana kita mengekang lidah kita dalam
setiap perkataan yang keluar dari mulut kita. Karena Hidup kita sedikit banyak
tergambar dari kata-kata yang kita ucapkan dan kata-kata yang diucapkan kepada
kita.
Berkaitan dengan lidah berfungsi dalam
komunikasi, firman Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk mengekang lidah
kita. Mengapa kita harus mengekang lidah
kita?
1.
Supaya lidah kita tidak menyesatkan orang lain
dan pada akhirnya kita dihukum (ayat 1)
-
Di sini Yakobus kepada setiap orang yang ini
menjadi guru. Guru (pengajar Rohani, dibekali dengan ajaran firman Tuhan untuk
mengajar umat Tuhan sehingga mereka beriman
-
Guru adalah pekerjaan yang disegani dalam Masyarakat,
namun ada banyak guru yang hanya mau jadi guru tetapi tidak memikirkan apa
tanggungjawabnya, motivasi yang jelas.
-
Ada berapa kita yang ingin jadi pengajar, apa
motivasi kita? Panggilan, tanggung jawab, jika tidak kita akan menyesatkan dan
kita akan dihakimi.
2.
Tidak ada orang tidak bersalah dalam
perkataanya (ayat 2)
3.
Lidah Itu Punya kuasa atau Pengaruh yang baik dan yang merusak (3-8):
Pengaruh positif:
-
Ayat 3 Yakobus mengambil sebuah gambaran dari
kekang pada mulut kuda. Yang meskipun kekang itu kecil tetapi bisa
mengendalikan kuda, sehingga ia bisa mengikuti kehendak pemiliknya
-
Ayat 4 yang khusus juga mengambil gambaran
dari kemudi kapal.
Meskipun pengemudi kecil tapi bisa terarah dan sampai pada tujuan
Artinya
lidah itu perlu dikendalikan supaya dapat mencapai tujuan yang baik. ada banyak
orang yang hidupnya bisa bangkit, kuat, semangat itu karena kata-kata yang baik.
marilah kita menggunakan kata-kata kita pada hal yang positif
Lidah
juga memberi Pengaruh yang merusak (5-8) Lidah mempunyai kuasa yang
menghancurkan, dijelaskan dalam beberapa hal
-
Ayat 5-6 Lidah adalah api.
-
Ayat 6 Lidah yang dikuasai oleh kejahatan yang
dari dalam hati.
-
Lidah itu tidak bisa dizinakan (ayat 7-8)
Semua Binatang buas bisa dizinakan
oleh manusia, tetapi justru tidak ada seorang pun yang berkuasa untuk
menzinakan lidah karena lidah adalah sesuatu yang buas. Penuh racun yang
mematikan. Oleh karena tidak bisa dizinakan maka lidah bisa liar, merusak,
memfitnah, melecehkan
Ada banyak
orang hancur karena lidah yang tidak bisa dizinakan, (Rocky dan Silvester),
relasi hancur, nama baik rusak. Keluarga hancur. Oleh sebab itu kita perlu
mengekang lidah kita.
4.
Konsisten dengan lidah (9-12)
Di sini yakobus menjelaskan bahwa
lidah tidak boleh bertentangan. Lidah yang sama memuji Tuhan dan mengumpat.
Yakobus mengatakan bahwa seharusnya tidak boleh terjadi seperti itu
Yakobus menjelaskan dengan Ilustrasi:
-
Tidak mungkin satu sumber air
mengeluarkan air tawar dan air pahit
-
Tidak mungkin pohon ara menghasilkan buah zaitun
-
Tidak mungkin Pohon anggur menghasilkan pohon
ara.
-
Mata air asing mengeluarkan air tawar
Orang yang
sudah hidup di dalam Tuhan seharusnya tegak lurus dengan imannya, orang yang
baik mengeluarkan perbendaharaannya yang baik.
Berkaitan
dengan 'ukuran' pikiran dengan penggunaan lidah atau kata-kata, Charles Allen
pernah mengatakan begini:
1.
Orang-orang yang berpikiran luas membicarakan
ide-ide yang bagus dan ideal-ideal dalam kehidupan.
2.
Orang-orang yang berpikiran sedang
membicarakan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa.
3.
Orang-orang yang berpikiran sempit
membicarakan (kekurangan) orang lain.
Apakah
kita lebih banyak membicarakan ide-ide yang bagus, atau peristiwa-peristiwa,
atau kelemahan orang lain? Biarlah kata-kata kita menyembuhkan, meneguhkan dan
menjadi berkat kepada orang lain dan diri kita sendiri serta kemuliaan bagi
Tuhan. Inilah bukti bahwa kita memiliki ‘lidah ibadah’ bukan ‘lidah limbah’
(yang mengumpat, mengejek, menyakiti, mengutuk).
Posting Komentar