NUSANTARA BARU INDONESIA MAJU
NUSANTARA BARU INDONESIA MAJU
(Keluaran 13:17-22)
SEBUAH PUISI
"MERDEKA YANG MENYEDIHKAN”
Tidurlah dik,
agar tak lagi terasa
laparmu
Lupakan Hari
Kemerdekaan
karena memang
kita tak
PERNAH MERDEKA
Tidurlah dik diatas perut
LAPAR ku, biar kakak ceritakan
indahnya cita-cita PAHLAWAN
yang MEMERDEKAKAN kita dari
KESENGSARAAN, agar
mimpimu indah tak senista
tubuh kita
Tidurlah dik,
agar tak kau dengar
lagi rakusnya
KORUPTOR
melebihi ANJING -
ANJING
kelaparan
Pesan Utama:
·
Ironi
Kemerdekaan:
Puisi ini menyoroti ironi antara kemerdekaan yang telah diraih dengan kenyataan
pahit yang masih dialami sebagian besar masyarakat, terutama anak-anak yang
harus tidur dalam keadaan lapar. Kemerdekaan yang seharusnya membawa kemakmuran
dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, justru masih jauh dari kenyataan.
·
Kritik
terhadap Korupsi:
Puisi ini mengkritik keras tindakan korupsi yang dilakukan oleh oknum-oknum
tertentu. Korupsi dianggap sebagai tindakan yang sangat kejam, bahkan lebih
buruk daripada kelaparan, karena merampas hak-hak masyarakat dan menghambat
pembangunan.
·
Harapan
dan Mimpi:
Meskipun kondisi saat ini sangat menyedihkan, puisi ini tetap menyisakan
harapan. Penyair mengajak anak-anak untuk tetap bermimpi dan memiliki cita-cita
yang tinggi, meskipun kenyataan hidup sangat pahit.
Makna yang Lebih Dalam:
·
Ketidakadilan
Sosial: Puisi
ini menyuarakan ketidakadilan sosial yang masih terjadi di tengah masyarakat.
Sebagian kecil masyarakat hidup bergelimang harta, sementara sebagian besar
lainnya hidup dalam kemiskinan.
·
Tanggung
Jawab Bersama:
Puisi ini mengajak kita semua untuk merenungkan kembali makna kemerdekaan dan
tanggung jawab kita sebagai warga negara. Kemerdekaan bukan hanya tentang bebas
dari penjajahan, tetapi juga tentang menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi
semua.
·
Pentingnya
Pendidikan:
Penyair menekankan pentingnya pendidikan sebagai jalan keluar dari kemiskinan
dan ketidakadilan. Dengan pendidikan, anak-anak dapat memiliki masa depan yang
lebih cerah.
Puisi
ini adalah sebuah kritik sosial yang tajam terhadap kondisi masyarakat
Indonesia. Melalui bahasa yang sederhana namun penuh makna, penyair berhasil
menyuarakan keprihatinan dan harapannya terhadap masa depan bangsa. Puisi ini
juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa perjuangan untuk mencapai
kemerdekaan yang sesungguhnya belum selesai.
"Dalam
puisi yang baru kita dengar, kita diajak merenungkan ironi kemerdekaan.
Kebebasan yang seharusnya membawa kesejahteraan, justru masih menyisakan luka
bagi banyak orang. Bayangkanlah anak-anak yang tidur kelaparan, sementara
segelintir orang berfoya-foya dengan kekayaan. Namun, di balik kesengsaraan
itu, ada secercah harapan yang membara. Harapan akan masa depan yang lebih
baik, seperti mimpi yang digenggam erat oleh anak-anak itu."
"Kisah
yang serupa kita temukan dalam kitab Keluaran, khususnya pada pasal 13 ayat
17-22. Bangsa Israel, setelah mengalami perbudakan yang panjang dan kejam di
Mesir, akhirnya dibebaskan oleh Allah. Mereka diajak keluar dari tanah
perbudakan menuju tanah Kanaan, tanah yang berlimpah susu dan madu. Perjalanan
mereka tidaklah mudah, penuh dengan tantangan dan rintangan. Namun, Allah
selalu menyertai mereka, memberikan petunjuk dan perlindungan. Allah membawa
mereka keluar dari kegelapan menuju terang, dari perbudakan menuju
kebebasan."
"Kedua
kisah ini, baik puisi maupun kisah Alkitab, memiliki relevansi yang sangat kuat
dengan tema "Nusantara Baru Indonesia Maju". Seperti bangsa Israel
yang merindukan tanah perjanjian, kita sebagai bangsa Indonesia juga merindukan
Indonesia yang lebih maju, adil, dan sejahtera. Indonesia yang menjadi berkat
bagi dunia. Perjalanan menuju Indonesia yang lebih baik tentu tidak mudah.
Pada
HUT RI Tahun ini, kita berada dalam tiga masa transisi yang merupakan tantangan
tersendiri:
·
Pemindahan
ibu kota baru
·
Peralihan
Kepala negara
· Menuju Indonesia emas 2045
Namun, melalui
firman Tuhan ini kita dikuatkan dalam 3 hal:
*1. Perjalanan
Israel: Rencana Tuhan yang Tak Terduga (Keluaran 13:17-18)*
Tuhan
tidak membawa bangsa Israel melalui jalan terdekat, meskipun lebih cepat.
Sebaliknya, Dia membawa mereka melalui jalan memutar, melalui padang gurun. Ini
mengajarkan kita bahwa rencana Tuhan sering kali berbeda dari apa yang kita
harapkan. Kadang-kadang, jalan yang tampaknya sulit adalah jalan yang Tuhan
pilih untuk mempersiapkan kita menuju tujuan yang lebih besar.
Dalam konteks Nusantara Baru dan Indonesia yang sedang menuju kemajuan, kita mungkin menghadapi berbagai tantangan dan hambatan yang tampaknya membuat perjalanan kita lebih lama dan sulit. Namun, mari kita percaya bahwa Tuhan punya rencana yang lebih besar untuk bangsa ini, rencana yang mungkin tidak selalu sesuai dengan logika kita, tetapi pasti membawa kebaikan bagi kita semua.
*2. Penyertaan
Tuhan dalam Perjalanan (Keluaran 13:21-22)*
Tuhan
menyertai bangsa Israel dengan tiang awan di siang hari dan tiang api di malam
hari. Kehadiran Tuhan yang nyata ini memberikan rasa aman dan bimbingan yang
terus-menerus kepada bangsa Israel.
Demikian
pula, dalam membangun Nusantara Baru dan Indonesia Maju, kita perlu selalu
menyadari bahwa Tuhan hadir dan menyertai kita. Kita tidak berjalan sendiri.
Dalam setiap kebijakan, langkah, dan keputusan yang kita ambil sebagai bangsa,
kita perlu memastikan bahwa kita mengikuti bimbingan Tuhan. Dia adalah tiang
awan dan tiang api kita, yang akan memimpin kita melewati setiap kesulitan dan
menuju masa depan yang lebih cerah.
*3. Nusantara
Baru: Semangat Persatuan dan Ketaatan pada Tuhan*
Bangsa
Israel dipanggil untuk taat dan bersatu di bawah pimpinan Tuhan. Mereka
dipanggil untuk meninggalkan perbudakan dan menuju kebebasan yang diberikan
Tuhan. Begitu pula kita, sebagai bangsa Indonesia yang majemuk, dipanggil untuk
bersatu dan taat pada prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan yang berakar dalam
firman Tuhan.
Nusantara Baru bukan hanya soal pembangunan fisik atau ekonomi, tetapi juga soal membangun karakter dan spiritualitas bangsa. Indonesia Maju adalah visi yang harus diiringi dengan kesadaran bahwa Tuhan adalah pusat dari segala sesuatu yang kita lakukan. Dalam setiap langkah, kita perlu membawa nilai-nilai keadilan, kasih, dan kebenaran yang berakar dari iman kita.
*Penutup:*
Marilah
kita, sebagai umat Tuhan, terus berdoa dan bekerja keras untuk mewujudkan
Nusantara Baru dan Indonesia Maju. Seperti bangsa Israel yang dipimpin Tuhan
menuju Tanah Perjanjian, kita juga percaya bahwa Tuhan akan memimpin bangsa ini
menuju masa depan yang penuh harapan. Dengan taat pada firman Tuhan dan bersatu
dalam kasih, kita akan melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan di tanah air kita.
Tuhan memberkati
kita semua. Amin.
Posting Komentar