IRI HATI vs. PRESTASI
Iri Hati vs. Prestasi
Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya.
(Daniel 6:4)
Pernahkah kamu merasa iri melihat keberhasilan orang lain? Atau bahkan, merasa perlu menjatuhkan orang lain agar kita bisa lebih unggul? Kisah Daniel dalam Alkitab bisa menjadi cerminan bagi kita.
Daniel adalah seorang yang sangat cerdas dan jujur. Karena kualitasnya itu, ia diberikan tanggung jawab yang besar oleh raja. Namun, keberhasilan Daniel justru membuat teman-teman sekerjanya iri hati. Mereka berusaha menjatuhkan Daniel dengan cara-cara yang tidak terpuji.
Kita bisa belajar banyak dari kisah Daniel. Pertama, keberhasilan itu tidak selalu membuat kita disukai oleh semua orang. Justru, seringkali keberhasilan kita membuat orang lain iri. Kedua, ketika menghadapi iri hati orang lain, kita perlu tetap menjaga integritas dan kepercayaan diri kita. Kita tidak perlu ikut-ikutan bermain kotor untuk mencapai tujuan.
Ada dua jenis reaksi yang sering kita lihat ketika seseorang merasa iri:
- Terpacu untuk berprestasi: Orang yang iri jenis ini akan termotivasi untuk bekerja lebih keras dan lebih baik agar bisa sejajar atau bahkan melampaui orang yang ia iri. Mereka melihat keberhasilan orang lain sebagai tantangan untuk meningkatkan diri.
- Dikuasai sakit hati: Orang yang iri jenis ini akan merasa sakit hati dan marah karena keberhasilan orang lain. Mereka akan berusaha menjatuhkan orang lain dengan cara apapun, bahkan dengan cara yang tidak adil.
Pertanyaan untuk direnungkan:
- Ketika kamu melihat temanmu berhasil, reaksimu seperti apa? Apakah kamu merasa senang untuknya atau justru merasa iri?
- Apa yang biasanya kamu lakukan ketika kamu merasa iri?
- Bagaimana cara kamu bisa mengatasi perasaan iri?
- Apakah kamu pernah menjadi korban dari iri hati orang lain? Bagaimana kamu menghadapinya?
Mari kita belajar dari kisah Daniel. Ia menunjukkan kepada kita bahwa keberhasilan sejati bukanlah tentang jabatan atau kekayaan, melainkan tentang integritas dan kesetiaan kita kepada Tuhan. Ketika kita fokus pada pengembangan diri dan melayani orang lain, kita tidak perlu khawatir dengan iri hati orang lain.
Ingatlah, Tuhan selalu menyertai kita, bahkan ketika kita sedang menghadapi cobaan yang berat. Mari kita memilih untuk menjadi seperti Daniel, yaitu orang yang berintegritas, rendah hati, dan selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal.
Pilihanmu hari ini menentukan masa depanmu.
Apakah kamu akan membiarkan iri hati menguasai hidupmu, atau kamu akan memilih untuk tumbuh dan berkembang?
LAGU PUJIAN
Tlah kulihat kebaikanMu
Yang tak pernah habis dihidupku
Kuberjuang sampai akhirnya
Kau dapati aku tetap setia
Posting Komentar