HAUS AKAN KASIH

Table of Contents

 

RENUNGAN PAGI

HAUS AKAN KASIH

(Yeremia 2:20-25)

2:20 Sebab dari dahulu kala engkau telah mematahkan kukmu, telah memutuskan tali pengikatmu, dan berkata: Aku tidak mau lagi diperbudak. Bahkan di atas setiap bukit yang menjulang dan di bawah setiap pohon yang rimbun engkau berbaring dan bersundal

2:21 Namun Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan, sebagai benih yang sungguh murni. Betapa engkau berubah menjadi pohon berbau busuk, pohon anggur liar!

2:22 Bahkan, sekalipun engkau mencuci dirimu dengan air abu, dan dengan banyak sabun, namun noda kesalahanmu tetap ada di depan mata-Ku, demikianlah firman Tuhan ALLAH.

2:23 Bagaimanakah engkau berani berkata: Aku tidak pernah menajiskan diriku, aku tidak pernah mengikuti para Baal? Lihatlah tingkah langkahmu di dalam lembah, ketahuilah apa yang telah kaulakukan: hai, unta betina yang ringan kaki yang berlari-lari kian ke mari,

2:24 yang melepaskan diri lari ke padang gurun, karena ingin menghirup udara! Siapakah yang dapat menahan nafsunya untuk berjantan? Semua yang mencari dia, tidak usah berlelah, mereka akan menemukannya dalam musim berjantan.

2:25 Jagalah, supaya kakimu jangan tak bersepatu dan supaya rongkonganmu jangan haus! Tetapi engkau berkata: Percuma saja! Percuma! Sebab aku cinta kepada orang-orang asing,  jadi aku mau mengikuti mereka.

 

Ayat ini melukiskan potret menyedihkan umat Allah yang telah melupakan kasih setia-Nya.

Pagi ini kita diajak untuk merenungkan sebuah kisah kasih yang menyentuh hati, namun sekaligus menyayat. Melalui nabi Yeremia, Allah mengungkapkan kekecewaan-Nya terhadap umat pilihan-Nya yang telah berpaling dari-Nya. Ibarat seorang kekasih yang dikhianati, Allah meratapi bagaimana umat-Nya yang dahulu begitu setia, kini justru mengejar kenikmatan duniawi yang fana.

Gambaran Unta Betina yang Haus

Ayat 20-21 menggambarkan umat Allah sebagai seekor unta betina yang haus. Hewan ini dikenal sangat haus dan akan melakukan apa saja untuk mendapatkan air. Begitu pula umat Allah, dalam kehausan rohaninya, mereka mengembara ke sana kemari mencari kepuasan. Mereka berlari dari satu sumber air ke sumber air yang lain, namun tak pernah benar-benar kenyang. Mereka mencari kepuasan dalam kekayaan, kesenangan, dan kuasa duniawi, namun semua itu hanya memberikan kepuasan sesaat.

Panggilan untuk Kembali

Namun, di tengah kekecewaan-Nya, Allah tetap membuka pintu kasih-Nya. Ayat 24-25 memberikan harapan yang besar. Allah berfirman, "Semua yang mencari Dia, tidak usah berlelah, mereka akan menemukannya." Ini adalah janji yang luar biasa. Allah tidak pernah menyerah pada umat-Nya. Ia selalu siap menyambut mereka yang kembali kepada-Nya dengan tangan terbuka.

Apa yang dapat kita pelajari dari renungan ini?

  • Allah selalu setia: Walaupun kita sering menyakiti hati-Nya, Allah tidak pernah berhenti mengasihi kita.
  • Kehausan rohani adalah nyata: Kita semua membutuhkan Allah dalam hidup kita. Tanpa Dia, hidup kita akan terasa kosong dan hampa.
  • Kembali kepada Allah adalah pilihan: Kita bebas untuk memilih jalan hidup kita. Namun, pilihan terbaik adalah kembali kepada Allah dan mengalami kebahagiaan sejati.

Aplikasi dalam Kehidupan

  • Refleksi Diri: Mari kita jujur pada diri sendiri. Apakah kita juga pernah seperti umat Israel? Apakah kita lebih mengejar kenikmatan duniawi daripada mendalami hubungan dengan Allah?
  • Kembali kepada Sumber: Jika kita merasa jauh dari Allah, marilah kita kembali kepada-Nya melalui doa, membaca Firman-Nya, dan persekutuan dengan sesama orang percaya.
  • Menjadi Saksi: Setelah mengalami kasih karunia Allah, marilah kita menjadi saksi yang memberitakan kasih-Nya kepada orang lain.

Doa

Bapa yang baik, kami bersyukur atas kasih-Mu yang tak berkesudahan. Kami mengakui bahwa kami sering kali meninggalkan-Mu dan mengejar hal-hal yang fana. Ampunilah kami atas segala dosa kami. Tolonglah kami untuk kembali kepada-Mu dengan segenap hati. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

Panggilan untuk Bertindak

Saudara-saudari, marilah kita tidak hanya merenungkan, tetapi juga bertindak. Marilah kita hidup dalam kebenaran Firman Tuhan dan menjadi berkat bagi dunia di sekitar kita.

 

LAGU PUJIAN

BAPA ENGKAU SUNGGUH BAIK

Bapa Engkau sungguh baik

KasihMu melimpah dihidupku

Bapa ku berterima kasih

BerkatMu hari ini yang Kau sediakan bagiku

 

Kunaikkan syukurku buat hari yang Kau b'ri

Tak habis - habisnya kasih dan rahmatMu

Selalu baru dan tak pernah terlambat pertolonganMu

Besar setiaMu dis'panjang hidupku

 

BAPA SURGAWI

Bapa surgawi ajarku mengenal

Betapa dalamnya kasihMu

Bapa surgawi buatku mengerti

Betapa kasihMu padaku

 

Semua yang terjadi di dalam hidupku

Ajarku menyadari Kau slalu sertaku

B'ri hatiku slalu bersyukur padaMu

Karena rencanaMu indah bagiku


RENUNGAN MALAM

KASIH YANG TAK TERHINGGA

(Hosea 11:1-4)

11:1 Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu.

11:2 Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung.

11:3 Padahal Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Aku menyembuhkan mereka.

11:4 Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan.

 

Ayat ini melukiskan potret kasih Allah yang begitu mendalam dan penuh pengorbanan.

Malam ini kita diajak untuk merenungkan sebuah kisah kasih yang begitu menyentuh hati, yakni kasih Allah terhadap umat-Nya. Melalui nabi Hosea, Allah menggambarkan diri-Nya sebagai seorang ayah yang sangat mengasihi anaknya. Meskipun anak-Nya seringkali berbuat nakal dan menyakiti hati-Nya, sang ayah tetap setia dan penuh kasih.

"Ketika Israel masih kecil, Aku mengasihi dia; dan dari Mesir Aku memanggil anak-Ku." (Hosea 11:1)

Ayat ini mengajarkan kita bahwa kasih Allah kepada umat-Nya dimulai sejak awal. Bahkan ketika Israel masih kecil, belum mengenal Allah, Allah sudah mengasihi mereka. Allah memanggil mereka keluar dari perbudakan di Mesir, menunjukkan betapa besar kasih-Nya.

"Mereka memanggil allah-allah asing, dan menyembah Baal; tetapi mereka melupakan Aku, Aku yang telah menyelamatkan mereka dari pada malapetaka." (Hosea 11:2)

Meskipun telah diselamatkan, umat Israel justru berpaling kepada allah-allah lain. Mereka melupakan Allah yang telah melakukan begitu banyak kebaikan bagi mereka. Perilaku mereka ini tentu saja menyakiti hati Allah.

"Aku telah menarik mereka dengan tali kasih, dengan tali manusia, dan Aku telah mengangkat kuk dari pada leher mereka, dan Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan." (Hosea 11:4)

Meskipun demikian, Allah tetap sabar dan penuh kasih. Ia menarik umat-Nya kembali kepada-Nya dengan kasih, bukan dengan kekerasan. Allah membandingkan diri-Nya dengan seorang ayah yang membungkuk untuk memberi makan anaknya. Ini menunjukkan betapa rendah hati dan penuh kasih-Nya.

Apa yang dapat kita pelajari dari renungan ini?

  • Kasih Allah tidak terbatas: Kasih Allah tidak terbatas oleh dosa dan kesalahan kita. Ia selalu siap mengampuni dan menerima kita kembali.
  • Allah adalah Bapa yang penyayang: Allah adalah seorang Bapa yang penuh kasih dan perhatian. Ia selalu menginginkan yang terbaik bagi kita.
  • Kita harus merespons kasih Allah: Sebagai umat Allah, kita dipanggil untuk merespons kasih-Nya dengan kesetiaan dan ketaatan.

Aplikasi dalam Kehidupan

  • Refleksi Diri: Apakah kita sudah benar-benar merasakan kasih Allah dalam hidup kita? Apakah kita sering melupakan segala kebaikan yang telah Ia lakukan bagi kita?
  • Mengucapkan Syukur: Marilah kita sering-sering mengucapkan syukur atas segala kasih dan kebaikan Allah dalam hidup kita.
  • Menjadi Saksi: Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi saksi kasih Allah kepada orang lain.

Doa

Bapa yang baik, kami bersyukur atas kasih-Mu yang tak terhingga. Kami mengakui bahwa kami sering kali menyakiti hati-Mu. Ampunilah segala dosa kami. Tolonglah kami untuk selalu hidup dalam kasih-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.


LAGU PUJIAN 

KASIH-MU TIADA DUANYA

BELUM PERNAH ADA

KASIH DI DUNIA

SANGGUP MENERIMA DIRIKU APA ADANYA

SELAIN KASIH-MU YESUS

TAK KAN ADA LAGI

KASIH S'PERTI INI

SANGGUP MENGUBAHKAN HIDUPKU MENJADI BARU

SELAIN KASIH-MU YESUS

REFF:

KAU KUKAGUMI DALAM HATI

KASIH-MU TIADA DUANYA

SAMPAI KINI KUAKUI

KASIH-MU TIADA DUANYA

 

TERLALU BESAR

Telah kulihat bukti kasihMu

Kau menderita gantikanku

Dengan darahMu Kau selamatkanku

Kini ku hidup menyenangkanMu


Terlalu besar kasihMu, Bapa

Pengorbanan yang Kau berikan bagiku

Terlalu mahal darahMu, Yesus

Tercurah untuk menebus hidupku

 

Hidup yang Kau berikanku bagiku

Selamatkan dan pulihkanku

Lebih dari segalanya


Basõbasõ Dõdõ 

KUALITAS IBADAH 

(Pengkhotbah 5:1)

Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat

Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan kualitas ibadah kita. Seringkali kita terjebak dalam rutinitas ibadah tanpa benar-benar memahami makna di balik setiap tindakan kita. Pengkhotbah mengingatkan kita bahwa sekadar datang ke rumah Tuhan atau mempersembahkan korban tidaklah cukup jika hati kita tidak sungguh-sungguh mencari Tuhan.

Beberapa poin penting yang dapat kita renungkan dari ayat ini:

  • Ibadah yang Bermakna: Ibadah yang berkenan di hadapan Tuhan bukanlah sekadar ritual, tetapi merupakan perjumpaan yang intim dengan-Nya. Ketika kita datang ke rumah Tuhan, kita harus datang dengan hati yang siap untuk mendengarkan firman-Nya dan meresponnya dalam kehidupan kita.
  • Lebih dari Sekadar Ritual: Persembahan atau korban hanyalah bagian kecil dari ibadah. Yang lebih penting adalah sikap hati kita saat beribadah. Apakah kita datang dengan hati yang rendah hati, mengakui ketidaksempurnaan kita, dan haus akan kebenaran?
  • Pentingnya Pengetahuan: Orang yang bodoh melakukan ibadah tanpa memahami maknanya. Mereka tidak menyadari bahwa ibadah yang benar harus didasari oleh pengetahuan akan Allah dan kehendak-Nya.
  • Kualitas Lebih Baik dari Kuantitas: Lebih baik datang ke rumah Tuhan dengan hati yang sungguh-sungguh daripada sering datang namun hanya sekedar memenuhi kewajiban.

Aplikasi dalam Kehidupan Kita:

  • Merenungkan Tujuan Ibadah: Sebelum datang ke rumah Tuhan, luangkan waktu untuk merenungkan tujuan ibadah kita. Apakah kita benar-benar ingin bertemu dengan Allah atau hanya sekedar mengikuti kebiasaan?
  • Mendengarkan Firman Tuhan: Saat beribadah, berfokuslah untuk mendengarkan firman Tuhan. Renungkanlah setiap kata-kata-Nya dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Berdoa dengan Hati yang Tulus: Arahkan doa kita kepada Allah, bukan hanya sekedar mengucapkan kata-kata yang sudah dihafal. Ungkapkanlah isi hati kita dengan tulus dan jujur.
  • Hidup sebagai Saksi: Setelah beribadah, tunjukkan kasih Allah kepada sesama melalui tindakan kita. Jadilah berkat bagi orang-orang di sekitar kita.

Pertanyaan untuk Renungan Lebih Lanjut:

  • Apa yang paling sering mengganggu konsentrasi Anda saat beribadah?
  • Bagaimana Anda dapat membuat ibadah Anda menjadi lebih bermakna?
  • Tindakan konkret apa yang dapat Anda lakukan untuk menerapkan pesan dalam Pengkhotbah 5:1 dalam kehidupan sehari-hari?

 

LAGU PUJIAN

SATU HAL YANG KU RINDU

Satu hal yang ku rindu

Berdiam didalam rumahMu

Satu hal yang ku pinta

Menikmati baitMu Tuhan

 

Lebih baik... satu hari dipelataranMu   

Dari pada sribu hari

Ditempat lain

 

MemujiMu... menyembahMu

Kau Allah yang hidup

Dan menikmati semua kemurahanMu

 

SEPERTI RUSA YANG HAUS

Seperti rusa yang haus

Rindu aliran sungaiMu

Hatiku tak tahan menungguMu


Bagai padang gersang

Menanti datangnya hujan

Begitu pun jiwaku, Tuhan


Hanya Engkau

Pribadi yang mengenal hatiku

Tiada yang tersembunyi bagiMu

Seluruh isi hatiku Kau tahu


Dan bawa 'ku

'Tuk lebih dekat lagi padaMu

Tinggal dalam indahnya

Dekapan kasihMu

 


Posting Komentar