Yohanes 6:1-15

Table of Contents

 

Yohanes 6:1-15

Menjadi popular, terkenal, adalah impian banyak orang.  Sebab popularitas sanggup mengubah hidup seseorang. Lihatlah:

-          Bagaimana peserta kompetisi Got Talent

-          Kontestan Idol.

-          Youtuber

-          Franky

-          Farel

-          Arya Surya

-          Norman Kamaru

Tetapi saudara-saudara jangan lupa popularitas:

-          Bukan memberikan itu semua secara gratis

-          Jangan lupa justru pada saatnya popularitas akan meminta bahkan menuntut banyak dari orang itu. Menuntut, meminta atau mengambil banyak dari waktunya, privasinya, kebebasannya, ketenangan, dan kenormalan hidupnya,

-          bahkan tidak jarang popularitas merebut seseorang dari keluarganya, seperti tidak pernah puas mengambil, meminta, menuntut, tak pernah cukup.

-          Popularitas dibangun di atas tanggapan, kemauan, dan harapan public, atau orang banyak, itulah popularitas, bukan? bergantung penuh pada public, bergantung penuh pada orang banyak, padahal orang banyak ini yang tidak pernah puas, orang banyak inilah yang selalu meminta dan menuntut lebih dan lebih.

Perhatikanlah Bagaimana Yohanes menggambarkan orang banyak yang mengikuti Yesus dengan antusiasnya itu:

-          Di ayat 2 dicatat begini orang banyak berbondong-bondong mengikuti dia karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan. Mereka terpikat oleh mukjizat penyembuhan orang sakit. Berbondong-bondong ikut Yesus.

-          Tetapi nanti di ayat 26 sesudah terjadi mukjizat pelipat gandaan roti dan ikan, dengan terang-terangan Yesus berkata kepada orang banyak itu: kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.

-          Jadi, tadinya mereka terpikat oleh penyembuhan kemudian sekarang terpikat oleh roti bahkan cerita penggandaan roti dan ikan menceritakan betapa mereka itu makan sebanyak yang mereka kehendaki ayat 11. Anda bisa bayangkan kalau orang makan sebanyak yang mereka kehendaki.

-          Dan sesudah itu ternyata masih ada sisa sehingga Yesus menyuruh murid-muridnya mengumpulkan sisa itu, supaya tidak terbuang ayat 12 dan 13

·       Pertanyaan bagaimana bisa Masih ada sisa Setelah orang semua kekenyangan? - Ada yang mengambil lebih dari cukup, setelah kekenyangan tak bisa tampung lagi perutnya karena ambil lebih dari cukup mau dibuat melalui istilah kumpulkan supaya jangan ada yang terbuang.

·       Ini mirip kalau orang makan buffee, lalu ambilnya enggak kira-kira sesudah itu lempar buang.

·       Begitulah sifat atau ciri orang banyak tidak pernah puas, tidak kenal cukup, selalu menuntut dengan ganas, ada kalanya ringan, lihat yang mereka lakukan terhadap Yesus sesudah mereka makan kenyang. Syukurlah Yesus sudah tahu lebih dulu.  

 

-          Perhatikan ayat 15 karena Yesus tahu bahwa mereka hendak datang dan Hendak membawa dia dengan paksa untuk menjadikan dia Raja. Ia menyingkir pula ke gunung seorang diri. Jadi dari semula terpikat oleh kesembuhan, kemudian takjub karena bisa makan kenyang gratis, kemudian berikutnya mau memaksakan kehendak supaya Yesus diangkat saja menjadi Raja. Meningkat terus, bukan? Memuntut terus, minta terus tak pernah cukup.

 

Bagaimana sikap Yesus kita? kita membaca Yesus pergi dari orang banyak. Yesus menyingkir, menghindari, mengambil jarak dari popularitas yang penuh permintaan, dan penuh tuntutan itu. Mengapa? sebab Yesus tahu itulah skenario atau jalan cerita yang ditulis oleh yang namanya popularitas.

 

Cerita popularitas adalah cerita tentang meminta, mengambil, menuntut. Yesus menolaknya, sebab itu hidup menurut narasi yang lain bukan narasi popularitas. Yesus hidup menurut narasi Kerajaan Allah, yang sungguh bertolak belakang dengan itu, Yesus tidak mengizinkan popularitas mendikte kehidupannya. Oleh karena itu dia menyingkir, mengambil jarak.

 

Dia juga mengajarkan hal yang sama kepada murid-murid juga kepada anda dan saya tidak mengajarkan supaya kita hidup menurut jalan cerita yang benar, hidup menurut cerita Kerajaan Allah dan cerita pemberian makan kepada Ribuan Orang menyampaikan pesan itu dengan jelas

Kalau kita cermati cerita ini selain Yesus, Siapa tokoh penting dalam peristiwa mukjizat 5 roti dan 2 ikan, Filipuskah,  Andreaskah? jawabnya bukan mukjizat ini dikenal sebagai mukjizat 5 roti dan 2 ikan milik siapa kepunyaan seorang anak ayat 9, dialah tokoh penting dalam cerita ini, selain Yesus. Seorang anak yang merelakan kepunyaannya yang tidak banyak itu untuk diserahkan kepada Yesus dan sesudahnya dia menyaksikan sendiri bagaimana 5 roti jelai dan dua ikan miliknya itu memberkati begitu banyak orang yang perutnya minta diisi waktu itu.

Artinya anak ini menjadikan dirinya menjadi bagian dari cerita Yesus. Dia sedang menjadikan dirinya bagian dari narasi Kerajaan Allah, dengan cara apa? kita bisa mengambil bagian dalam cerita Kerajaan Allah seperti anak ini jawabannya adalah seperti anak ini juga dengan cara memberi bukan meminta seperti dalam narasi popularitas.

Populerkah anak ini? terkenalkah anak ini? dibalik gemparnya mukjizat pemberian makan untuk Ribuan Orang ini? Adakah orang yang mengenal nama anak ini bahkan namanya pun sampai hari ini tidak ada orang yang tahu sebab dia sama sekali bukan lakon dalam drama popularitas.  Tidak ada orang yang kenal dia bukan mengambil bagian dalam cerita popularitas ia tokoh anonim yang berperan penting dalam narasi muzjizat Yesus. tokoh yang berperan penting dalam narasi Kerajaan Allah mukjizat itu dimulai dari dirinya, 5 roti dan dua ikan itu berasal di tangannya, tetapi ia tidak pusing dengan apa yang ada di tangannya melainkan apa yang ada di tangan Yesus. itulah yang menjadi perhatian sebab tangan Yesus itu tangan yang bisa membuat mujizat.

Merenungkan tentang anak ini membuat Kita patut bertanya skenario. Manakah yang lebih banyak mengatur hidup kita? Spirit Manakah yang lebih banyak mendikte atau menggerakkan hidup kita?

-          Skenario meminta atau skenario memberi. Narasi popularitas atau narasi Kerajaan Allah.

-          Kita ini banyak menuntut dan mengeluh dalam hidup sehari-hari atau lebih banyak bersyukur? itu menentukan narasi yang kita jalani.

-          Kita ini dikuasai oleh rasa tidak puas, tak pernah cukup, atau dikendalikan oleh rasa cukup.

-          Kita ini orang yang suka minta diperhatikan terus, atau Justru orang yang memberi perhatian,

-          kita ini selalu menuntut diperlakukan Istimewa atau kita berusaha membuat orang lain merasa diistimewakan.

-          Kita ini selalu mau bermain di panggung supaya jasa kita dikenal, atau kita orang diam-diam berjasa besar bagi banyak orang.

-          Kita ini orang serakah atau orang yang suka berbagi banyak orang.

Cerita popularitas dan cerita Kerajaan Allah tidak mungkin berselaras. Spirit keduanya bertentangan, yang satu meminta, yang satu memberi. Meminta vs memberi. Setiap saat dalam hidup kita, kita harus memilih narasi mana yang mengendalikan hidup kita, narasi popularitas, yang penuh permintaan atau narasi Kerajaan Allah yang penuh dengan memberi. Saya tahu, ada yang karna wajar karena pekerjaan, karena keluarganya, mereka menjadi popular, Mereka tidak mungkin menghindari popularitas. Yesus pun tidak diminta dengan sendirinya Ia menjadi popular, tetapi Yesus tidak membiarkan dirinya di dikte oleh popularitas itulah yang paling penting silahkan anda menjadi populer kalau memang hidup membawamu ke sana asalkan jangan sampai hidupmu didikte oleh popularitas dengan semangat tidak pernah cukup.

Pertanyaannya Bagaimana caranya agar kita tidak didikte oleh popularitas?

-          Jawabnya adalah dengan menyerahkan diri untuk dikendalikan oleh narasi yang satunya. Ingat kita tidak dapat mengabdi kepada dua tuan kata Tuhan Yesus. Kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan harus pilih kalau kita menolak untuk dikuasai oleh narasi meminta kita harus membiarkan diri dikendalikan oleh narasi sebaliknya.  

-          kita harus belajar hidup dengan semangat memberi. Dan harus diakui untuk itu dibutuhkan kesediaan dan keberanian untuk bertindak melawan kecenderungan Kita sebagai manusia adalah meminta, maunya ngambil, serakah itu kecenderungan manusia:

·         lihat itu para mafia yang tega mengambil keuntungan di tengah-tengah penderitaan sesama saat ini itu

·         kecenderungan memang jorok dan tidak disiplin, keras kepala sombong, susah diatur, hanya memikirkan kepentingan diri sendiri

·         tetapi hidup menurut skenario Kerajaan Allah menantang kita untuk melawan tabiat kita, jangan cuman mau meminta kita harus belajar memberi, kita harus memaksa diri untuk berpikir dan melakukan yang terbaik melawan kecenderungan alami kita.

·         kecenderungan alami kita adalah minta dilayani itu kecenderungan alami kita tetapi Yesus mengajar Kita untuk melayani

·         kecenderungan kita adalah suka ngomongin kejelekan orang lain, tetapi menjadi orang Kristen berarti setiap belajar untuk belajar melihat Sisi kebaikan dari orang lain tidak bicara buruk tentang orang lain

·         kecenderungan kita adalah menyuruh orang lain yang kerja, iman Kristen mengajar kita untuk mulai dengan menyuruh diri sendiri.

·         Sudah tabiatnya orang minta disapa lebih dulu dianggap penting, iman Kristen mengajar kita mulai dengan menyapa lebih dulu.

·         kalau lagi bersekutu, tabiat kita adalah berkumpul dan ngobrol dengan yang sudah kita kenal, bukan? Tetapi kalau kita menempatkan diri dalam konteks keluarga Allah maka temuilah dan Ngobrolah dengan yang belum kita kenal.

·         Kecenderungan alami manusia adalah mencari selamat untuk dirinya sendiri dan itu harus dilawan. memikirkan keselamatan bersama kita memang harus

saya tahu semua yang melawan awalnya terasa berat dan tidak enak saya bayangkan. Begitu juga dengan anak yang punya 5 roti dan dua ikan itu semula dia pasti ragu dia pasti mikir ini bekalku, tidak banyak, sedikit jatahku, sekarang disuruh berikan kepada Yesus. Tentu saja dia enggan, tak ada rasa sayang. Wajar itu tabiatnya manusia tetapi syukurlah dia menerima tantangan yang diajukan Yesus. Nak, berikan saya punyamu itu berikan 5 roti dan dua ikan itu, ke tangan Yesus, dia memberikan miliknya dan sesudah itu dia melihat sesuatu terjadi, disaksikan oleh matanya sendiri, menjadi berkat bagi banyak orang. Tanpa dia sadari dia berperan penting di dalam konteks yang jauh lebih besar yaitu cerita mukjizat yang akan terus dikenang sepanjang masa, cerita Kerajaan Allah.

Pertanyaan bagi kita adalah bersediakah kita melawan kecenderungan alami kita demi mengambil bagian dalam konteks yang lebih besar narasi Kerajaan Allah.  Bersediakah kita?

 

Posting Komentar