MENDENGAR LEBIH PENTING DARIPADA MEMPERSEMBAHKAN KURBAN?
MENDENGAR
LEBIH PENTING DARIPADA MEMPERSEMBAHKAN KURBAN?
Jagalah
langkahmu ketika engkau berjalan ke Rumah Allah! Mendekat untuk mendengar lebih
baik daripada mempersembahkan kurban yang dilakukan orang-orang bodoh, karena
mereka tidak tahu bahwa mereka berbuat jahat. (Pengkhotbah 4:17)
Pengkhotbah
4:17 mengingatkan kita untuk "menjaga langkah" saat memasuki Rumah
Allah, dan menekankan bahwa "mendekat untuk mendengar lebih baik daripada
mempersembahkan kurban yang dilakukan orang-orang bodoh." Pernyataan ini
tampaknya bertentangan dengan pemahaman umum tentang pentingnya persembahan
dalam ibadah.
1. Konteks Budaya: Pada zaman Salomo, Bait Suci merupakan pusat ibadah umat Israel.
Persembahan kurban menjadi simbol penting pengabdian kepada Tuhan dan
permohonan pengampunan dosa. Namun, ritual persembahan tanpa ketulusan hati
dianggap sia-sia.
2. Mendengar sebagai Fondasi Iman: Ayat ini menekankan pentingnya mendengar
firman Tuhan sebagai landasan iman. Iman, seperti dijelaskan dalam Roma 10:17,
"berasal dari pendengaran." Mendengar dengan penuh perhatian
memungkinkan kita memahami kehendak dan rencana Tuhan, serta membangun hubungan
yang lebih dalam dengan Dia.
3. Perbedaan Memahami dan
Melakukan:
Persembahan kurban dapat dilakukan secara mekanis tanpa keterlibatan hati dan
pikiran. Di sisi lain, mendengar firman Tuhan menuntut keterbukaan hati dan
kesediaan untuk taat. Orang yang hanya mempersembahkan kurban tanpa
mendengarkan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh dapat dikatakan sebagai
"orang bodoh" yang tidak memahami makna ibadah sejati.
4.
Mendengar dan Menjadi Pelaku: Mendengar firman Tuhan tidak cukup. Kita juga
harus menjadi pelaku firman tersebut. Yakobus 1:22 mengingatkan kita untuk
"menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar." Iman yang sejati
dibuktikan melalui tindakan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Pengkhotbah
4:17 bukan berarti meremehkan persembahan kurban. Melainkan, ayat ini
menekankan bahwa persembahan yang sejati harus disertai dengan hati yang
mendengar dan taat pada firman Tuhan. Mendengar firman Tuhan dengan penuh
perhatian dan kesediaan untuk menjadi pelaku merupakan inti dari ibadah yang
sejati.
- Fokus pada Mendengar: Saat menghadiri
kebaktian, luangkan waktu untuk menenangkan hati dan pikiran, dan fokuslah
pada firman Tuhan yang disampaikan.
- Gali Lebih Dalam: Lakukan pendalaman
Alkitab secara pribadi untuk memahami firman Tuhan dengan lebih baik.
- Terapkan dalam
Kehidupan:
Terapkan firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari melalui tindakan dan
perbuatan.
Dengan
menyeimbangkan persembahan kurban dengan ketaatan pada firman Tuhan, kita dapat
mewujudkan ibadah yang sejati dan bermakna, yang membawa kita semakin dekat
dengan Tuhan. AMIN
LAGU PUJIAN
JANJIMU SEPERTI FAJAR
Ketika
kuhadapi kehidupan ini
Jalan mana
yg harus kupilih
Ku tahu ku
tak mampu
Ku tahu ku
tak sanggup
Hanya kau Tuhan tempat jawabanku
Ku pun tahu
ku tak pernah sendiri
Selama
engkau Allah yang menggendongku
TanganMu
membelaiku
CintaMmu
memuaskanku
Kau mengangkatku ke tempat yang tinggi
Reff:
JanjiMu
seperti fajar pagi hari
Dan tiada
pernah terlambat bersinar
CintaMu
seperti sungai yg mengalir
Dan kutahu
betapa dalam kasihMu
"FIRMANMU PLITA
BAGI KAKIKU"
FirmanMu plita bagi
kakiku
Terang bagi jalanku
Firmanmu Plita bagi
kakiku
Terang bagi jalanku
Waktu ku bimbang, dan
hilang jalanku
Tetaplah Kau di sisiku
Dan tak'kan ku takut,
asal Kau di dekatku
Besertaku selamanya
Oh....oh....oh
FirmanMu plita bagi
kakiku
Terang bagi jalanku
Posting Komentar