MEMPRAKTEKKAN KEHADIRAN KRISTUS DALAM RUMAH TANGGA
MEMPRAKTEKKAN KEHADIRAN KRISTUS DALAM RUMAH TANGGA
Pendahuluan
Selamat datang bagi calon pengantin yang berbahagia. Pernikahan adalah anugerah suci dari Tuhan yang patut disyukuri. Dalam pembinaan pranikah ini, kita akan membahas bagaimana mempraktekkan kehadiran Kristus dalam rumah tangga. Rumah tangga Kristen yang ideal adalah rumah tangga yang didasarkan pada kasih Kristus dan berpusat pada firman Tuhan.
Landasan
Alkitab
- Efesus 5:21-33: Perikop ini berbicara
tentang hubungan suami istri yang harus saling mengasihi seperti Kristus
mengasihi gereja. Suami diibaratkan sebagai kepala keluarga yang harus
memimpin dengan kasih, dan istri diibaratkan sebagai tubuh yang harus
tunduk dan menghormati suaminya.
- Kolose 3:18-21: Perikop ini berbicara
tentang hubungan anak dan orang tua. Anak-anak diharuskan untuk taat
kepada orang tua, dan orang tua diharuskan untuk mendidik anak-anak dengan
kasih dan mendisiplinkan mereka dengan hikmat.
- 1 Petrus 3:1-8: Perikop ini berbicara tentang hubungan suami istri yang harus saling menghormati dan saling mengasihi. Istri diharuskan untuk tunduk kepada suami dengan kerendahan hati, dan suami diharuskan untuk hidup dengan istri dengan pengertian.
Bagaimana
mempraktekkan kehadiran Kristus dalam rumah tangga?
1. Jadikan
Kristus sebagai pusat rumah tangga.
Hal ini dapat dilakukan dengan:
- Membaca Alkitab dan
berdoa bersama secara rutin.
- Mengadakan ibadah
keluarga.
- Berpartisipasi aktif
dalam kegiatan gereja.
- Membuat keputusan berdasarkan firman Tuhan.
2. Saling
mengasihi dengan sepenuh hati.
Kasih Kristus adalah kasih yang
tidak bersyarat, yang rela berkorban, dan yang selalu mengampuni. Kita harus
saling mengasihi seperti Kristus mengasihi kita. Hal ini dapat dilakukan
dengan:
- Menyempatkan waktu
untuk bersama.
- Saling terbuka dan
jujur satu sama lain.
- Saling membantu dan
mendukung dalam segala hal.
- Saling mengampuni ketika ada kesalahan.
3. Saling
menghormati.
Setiap orang memiliki hak untuk
dihormati, termasuk suami istri. Kita harus saling menghormati meskipun
memiliki perbedaan pendapat. Hal ini dapat dilakukan dengan:
- Menggunakan kata-kata
yang sopan dan penuh kasih.
- Menghargai pendapat dan
perasaan satu sama lain.
- Tidak saling mengkritik
atau merendahkan.
- Saling memberikan pujian dan penghargaan.
4.
Berkomunikasi dengan baik.
Komunikasi yang baik adalah
kunci untuk membangun rumah tangga yang bahagia. Kita harus belajar untuk
berkomunikasi dengan baik dengan pasangan, baik secara verbal maupun
non-verbal. Hal ini dapat dilakukan dengan:
- Menyempatkan waktu
untuk berbicara satu sama lain.
- Mendengarkan dengan
seksama apa yang dikatakan pasangan.
- Menyampaikan pikiran
dan perasaan dengan jelas dan terbuka.
- Mencari solusi bersama ketika ada masalah.
5.
Menghadapi masalah dengan cara yang benar.
Setiap rumah tangga pasti akan
menghadapi masalah. Kita harus belajar untuk menghadapi masalah dengan cara
yang benar, yaitu dengan:
- Tetap tenang dan tidak
mudah marah.
- Membicarakan masalah
dengan pasangan dengan tenang dan terbuka.
- Mencari solusi bersama
yang terbaik untuk semua pihak.
- Tidak saling
menyalahkan atau menuduh.
- Melepaskan diri dari dendam dan kepahitan.
Penutup
Membangun rumah tangga Kristen yang bahagia tidaklah mudah. Namun, dengan mempraktekkan kehadiran Kristus dalam rumah tangga, kita dapat mencapai tujuan tersebut. Ingatlah selalu bahwa pernikahan adalah anugerah suci dari Tuhan yang patut disyukuri dan dijaga.
Pertanyaan
untuk diskusi:
- Bagaimana menurut Anda
cara terbaik untuk mempraktekkan kehadiran Kristus dalam rumah tangga?
- Apa saja tantangan yang
mungkin dihadapi dalam membangun rumah tangga Kristen?
- Bagaimana Anda dan
pasangan akan menghadapi tantangan tersebut?
Doa
Ya Tuhan, kami bersyukur atas
anugerah pernikahan yang Engkau berikan kepada kami. Tolonglah kami untuk
selalu mempraktekkan kehadiran Kristus dalam rumah tangga kami. Bantulah kami
untuk saling mengasihi, menghormati, dan berkomunikasi dengan baik. Berikanlah
kami kekuatan untuk menghadapi masalah dengan cara yang benar.
Amin.
Posting Komentar