BAHAYA KEJAHATAN BERBALUT KEWAJARAN

Table of Contents

 

BAHAYA KEJAHATAN BERBALUT KEWAJARAN

Dalam surat itu ia menulis demikian, "Tempatkan Uria di garis depan dalam pertempuran paling sengit, kemudian mundurlah menjauhinya, supaya ia mati terbunuh."

(2 Samuel 11:15)

Kisah Daud, Batsyeba, dan Uria dalam 2 Samuel 11:15 menawarkan renungan mendalam tentang bahaya kejahatan yang terselubung dalam balutan kewajaran dan kelaziman. Daud, yang dilanda nafsu terhadap Batsyeba, istri Uria, memanipulasi situasi agar Uria gugur dalam pertempuran, membuka jalan baginya untuk menikahi Batsyeba. Tindakan Daud, meskipun tampak lazim dan wajar sebagai strategi perang, diwarnai dengan niat jahat dan pelanggaran moral yang serius.

Daud dengan cerdik memanfaatkan posisinya sebagai raja untuk memerintahkan Yoab menempatkan Uria di garis depan pertempuran terberat. Instruksi ini, meskipun tampak wajar sebagai strategi perang, bertujuan untuk menyingkirkan Uria dan merebut Batsyeba. Daud memanipulasi persepsi orang lain dengan membingkai tindakannya sebagai strategi militer yang lazim, menyembunyikan niat jahatnya di balik tirai kewajaran.

Kisah ini mengilustrasikan godaan besar yang dihadapi oleh mereka yang memiliki kekuasaan. Kekuasaan memberi peluang untuk memanipulasi situasi dan memanfaatkan celah moral demi keuntungan pribadi. Daud, tergoda oleh nafsu dan ambisi, mengabaikan nilai-nilai moral dan menggunakan kekuasaannya untuk menindas dan memanipulasi.

Namun, penting untuk diingat bahwa godaan untuk melakukan kejahatan dengan kedok kewajaran tidak terbatas pada mereka yang berkuasa. Setiap orang, terlepas dari posisi atau statusnya, rentan terhadap godaan untuk menafsirkan nilai moral secara longgar demi keuntungan pribadi. Kita semua dihadapkan pada pilihan untuk bertindak dengan integritas dan moralitas, atau tergoda oleh jalan pintas yang tidak etis.

Kisah Daud, Batsyeba, dan Uria adalah pengingat konstan tentang bahaya kejahatan yang terselubung dalam balutan kewajaran. Kita harus selalu waspada terhadap godaan untuk memanipulasi situasi dan menafsirkan nilai moral demi keuntungan pribadi. Sebagai gantinya, kita harus menjunjung tinggi integritas dan moralitas dalam setiap tindakan, bahkan ketika dihadapkan pada situasi yang sulit atau godaan yang kuat.

Pertanyaan Refleksi:

  • Bagaimana kita dapat mengenali situasi di mana kewajaran dan kelaziman dimanipulasi untuk menyembunyikan kejahatan?
  • Apa saja godaan yang kita hadapi dalam hidup yang dapat menjerumuskan kita ke dalam tindakan yang tidak etis?
  • Bagaimana kita dapat memperkuat komitmen kita terhadap integritas dan moralitas dalam menghadapi godaan tersebut?

Ajakan Bertindak:

  • Mari kita berkomitmen untuk selalu bertindak dengan integritas dan moralitas, bahkan ketika tidak ada yang melihat.
  • Mari kita berani untuk menentang ketidakadilan dan berbicara menentang kejahatan, meskipun itu tidak populer.
  • Mari kita saling mendukung dalam menjaga nilai-nilai moral dan etika dalam masyarakat.

LAGU PUJIAN

SAAT PAGI HARI KU DATANG LAGI

Saat pagi hari ku datang lagi

Menghadap Tuhan dan rendahkan diri

Mengucap syukur buat hari yang Kau beri

Memuji Tuhan dengan sepenuh hati

 

Ku sembah Kau Allah maha kudus

Ku tinggikan Allah maha tinggi

Ku serahkan tubuh, jiwa, rohku

Dalam pimpinanMu Tuhan

 

Saat pagi hari ku datang lagi

Menghadap Tuhan dan rendahkan diri

Mengucap syukur buat hari yang Kau beri

Memuji Tuhan dengan sepenuh hati

Ku sembah Kau Allah maha kudus

Ku tinggikan Allah maha tinggi

Ku serahkan tubuh, jiwa, rohku

Dalam pimpinanMu, Tuhan (oh Tuhan).

 

KJ. 413 - TUHAN, PIMPIN ANAKMU

1.   Tuhan, pimpin anakMu, agar tidak tersesat.

Akan jauhlah seteru, bila Kau tetap dekat

Reff:

Tuhan pimpin! Arus hidup menderas;

Agar jangan 'ku sesat, pegang tanganku erat.

2.   Hanya Dikau sajalah Perlindungan yang teguh.

Bila hidup menekan, Kau harapanku penuh.

Reff:

Tuhan pimpin! Arus hidup menderas;

Agar jangan 'ku sesat, pegang tanganku erat.

3.   Sampai akhir hidupku, Tuhan, pimpin 'ku terus.

K'lak kupuji, kusembah Kau Tuhanku Penebus.

Reff:

Tuhan pimpin! Arus hidup menderas;

Agar jangan 'ku sesat, pegang tanganku erat.

1 komentar

Comment Author Avatar
Anonim
10/7/24 09:23 Delete
Catatan yang sangat bermanfaat. Terimakasih pak Pendeta