MENGINGAT
MENGINGAT
Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku
mengingat kamu.
(Filipi 1:3)
Di dalam Filipi 1:3, Rasul Paulus
mengungkapkan rasa syukur yang mendalam kepada Allah setiap kali ia mengingat
jemaat di Filipi. Bagi Paulus, mengingat mereka bukan sekadar mengingat
nama-nama, tetapi mengingat jejak kasih dan iman mereka yang telah terukir
dalam hatinya.
Setiap nama memiliki kekuatan untuk
membangkitkan berbagai respons dalam diri kita. Ada nama yang membawa luka
hati, kebencian, kepahitan, atau kekecewaan. Namun, ada pula nama yang
menghangatkan hati dan menghadirkan sukacita. Jejak-jejak kasih dan kebaikan
yang ditinggalkan seseorang lah yang menjadi pembeda.
Bagi Paulus, jemaat Filipi telah
meninggalkan jejak indah dalam hatinya. Sejak mereka pertama kali mendengar
Injil dan terus bertumbuh dalam iman, mereka menunjukkan persekutuan yang erat
dan kasih yang tulus. Dukungan mereka terhadap pelayanan Paulus, bahkan saat ia
dipenjara, menjadi bukti nyata dari iman dan kasih mereka.
Kasih mereka tak hanya terucap dalam
kata-kata, tetapi juga terwujud dalam tindakan nyata. Mereka rela mengirimkan
bantuan keuangan untuk menunjang pelayanan Paulus, bahkan mengutus Epafroditus
untuk melayani kebutuhan sang rasul. Perbuatan kasih mereka ini begitu
menyentuh hati Paulus, sehingga ia berkata, "Kamu ada di dalam
hatiku" (Filipi 1:7).
Jemaat Filipi menjadi contoh nyata
bagaimana jejak perbuatan kasih dapat mendatangkan sukacita bagi orang-orang
yang mengingatnya. Mereka telah menunjukkan bahwa iman dan kasih yang sejati
tidak hanya tentang doktrin dan ibadah, tetapi juga tentang kepedulian dan
tindakan nyata.
Sebagai orang percaya, kita semua
memiliki kesempatan untuk meninggalkan jejak indah seperti jemaat Filipi. Kita
dapat menggunakan hidup kita untuk melayani orang lain, menunjukkan kasih dan
kepedulian, dan menjadi berkat bagi mereka di sekitar kita.
Marilah kita renungkan, jejak apakah
yang ingin kita tinggalkan dalam kehidupan ini? Apakah nama kita akan membawa
sukacita bagi orang-orang yang mengingatnya? Ataukah sebaliknya?
Selagi Tuhan masih memberi kita
anugerah kehidupan, marilah kita terus melakukan perbuatan kasih. Dengan
demikian, kita bukan hanya diberkati dalam hidup ini, tetapi juga akan
meninggalkan jejak indah yang akan terus dikenang dan mendatangkan sukacita bagi
banyak orang. Amin
LAGU PUJIAN IBADAH KELUARGA
1. BERNYANYI: “KASIH-MU TIADA DUANYA“
BELUM PERNAH ADA
KASIH DI DUNIA
SANGGUP MENERIMA
DIRIKU APA ADANYA
SELAIN KASIH-MU
YESUS
TAK KAN ADA LAGI
KASIH S'PERTI INI
SANGGUP MENGUBAHKAN
HIDUPKU MENJADI BARU
SELAIN KASIH-MU
YESUS
REFF:
KAU KUKAGUMI DALAM
HATI
KASIH-MU TIADA
DUANYA
SAMPAI KINI KUAKUI
KASIH-MU TIADA
DUANYA
2. PEMBACAAN RENUNGAN
3. BERDOA
4. BENYANYI: “Bapa Yang Kekal “
KASIH YANG SEMPURNA
TELAH KUTERIMA
DARIMU
BUKAN KARENA
KEBAIKANKU
HANYA OLEH KASIH
KARUNIAMU
KAU PULIHKAN AKU,
LAYAKKANKU
TUK DAPAT
MEMANGGILMU, BAPA
KAU BERI YANG
KUPINTA
SAAT KUMENCARI
KUMENDAPATKAN
KUKETUK PINTUMU DAN
KAU BUKAKAN
SEBAB KAU BAPAKU,
BAPA YANG KEKAL
TAK KAN KAU BIARKAN
AKU MELANGKAH HANYA
SENDIRIAN
KAU SELALU ADA
BAGIKU
SEBAB KAU BAPAKU
BAPA YANG KEKAL
“SELAMAT
MENJALANI HIDUP HARI. TUHAN MENYERTAI KITA SEMUA, SYALOM”
Posting Komentar