SIAPAKAH YANG "TERDAHULU" DAN "TERAKHIR"?
SIAPAKAH YANG "TERDAHULU" DAN
"TERAKHIR"?
Matius 19:30 "Tetapi banyak orang yang terdahulu akan
menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu,"
Di sebuah
desa kecil, hiduplah dua orang yang bertolak belakang. Budi, seorang
pemuda kaya raya yang dihormati karena harta dan status sosialnya. Di sisi
lain, ada Ani, seorang janda miskin yang sering dipandang sebelah mata.
Suatu hari,
Budi dan Ani bertemu di gereja. Saat mendengarkan khotbah tentang Matius 19:30,
"Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang
terakhir akan menjadi yang terdahulu," hati Budi diliputi kebingungan. Ia
bertanya kepada pendeta, "Bagaimana mungkin orang seperti saya, yang
memiliki segalanya, menjadi yang terakhir?"
Pendeta itu
tersenyum bijak dan berkata, "Nak, harta dan status tidak menentukan
tempatmu di mata Tuhan. Yang terpenting adalah kerendahan hati dan ketaatan
kepada-Nya."
Budi
terdiam, merenungkan perkataan pendeta. Ia melihat Ani yang duduk di pojok
gereja, dengan wajah penuh kedamaian dan iman yang tulus. Budi tersadar bahwa
Ani, meskipun miskin, memiliki hati yang jauh lebih kaya dan jiwa yang lebih
rendah hati daripada dirinya.
Sejak saat
itu, Budi mulai menjalani hidup dengan lebih sederhana dan rendah hati. Ia
menggunakan kekayaannya untuk membantu orang lain, dan ia aktif melayani di
gereja. Ani pun menjadi sahabat karibnya, saling menguatkan dan mendukung dalam
iman.
Kisah Budi
dan Ani menjadi pengingat bagi kita semua bahwa nilai sejati seseorang tidak
terletak pada harta, status, atau pengakuan dunia. Di mata Tuhan, yang
terpenting adalah kerendahan hati, ketaatan, dan kasih.
Pertanyaan
untuk Refleksi:
- Siapakah yang Anda
anggap "terdahulu" dan "terakhir" dalam hidup Anda?
- Apakah Anda pernah
menghakimi orang lain berdasarkan status sosial mereka?
- Bagaimana Anda dapat
menerapkan nilai-nilai kerendahan hati dan ketaatan dalam hidup Anda?
Pesan
Moral:
Marilah
kita menghidupi firman Tuhan ini, dengan tidak terikat pada standar duniawi.
Fokuslah pada membangun hubungan yang tulus dengan Tuhan dan hidup sesuai
dengan ajaran-Nya. Ingatlah bahwa di mata Tuhan, semua orang memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi "terdahulu" dan menerima kasih-Nya
yang berlimpah. Amin
SUSUNAN
ACARA IBADAH KELUARGA
1. BERNYANYI
“BERTOBATLAH”
Bertobatlah,
dan balik pada Bapa
Dia
tunggu kau, dengan kesetiaan-Nya
Tuhan
siap, mengampuni dosamu
Oh
baliklah, pada Bapa
Oh
baliklah, pada Bapa
Jangan
lambat, hai sobatku
Tuhan
tunggu, kepadamu
Oh
baliklah, pada Bapa
🔸️Intro
Mari
balik, pada tangan kasih-Nya
Disanalah,
kau rasakan hangatnya
Kau kan
hidup, dalam kelimpahan-Nya
Oh
baliklah, pada Bapa
Oh
baliklah, pada Bapa
Jangan
lambat, hai sobatku
Tuhan
tunggu, kepadamu
Oh
baliklah, pada Bapa
2. PEMBACAAN RENUNGAN
3. BERDOA SYAFAAT
4. BERNYANYI
"KU
BERSERAH"
Ku
berserah, ku berserah
Tuhan
pegang seluruh hidupku
Ku
berserah, ku berserah
Ku
tau Tuhan baik bagiku
Kau
bukakan jalan di lautan
Mata
air di padang gurun
Tiada
yang sukar di mata-Mu
Ku
serahkan hidupku pada-Mu
Ku berserah, ku berserah
Tuhan pegang seluruh hidupku
Ku berserah, ku berserah
Ku tau Tuhan baik bagiku
Posting Komentar