MENGUBAH DIRI SENDIRI
KEBAKTIAN KELUARGA
BERNYANYI: “KUMULAI DARI DIRI SENDIRI”
1. Kumulai dari diri sendiri
untuk melakukan yang terbaik.
Kumulai dari diri sendiri,
hidup jujur dengan hikmat Tuhanku.
Tekadku Tuhan: mengikut-Mu selama hidupku,
berpegang teguh kepada iman dan percayaku.
Akan kumulai dari diriku
melakukan sikap yang benar.
Biar pun kecil dan sederhana,
Tuhan dapat membuat jadi besar.
2. Kumulai dari keluargaku
menjadi pelaku Firman-Mu.
S'lalu mendengar tuntunan Tuhan,
berserah pada rencana kasih-Mu.
Kadang-kadang lain
jawaban Tuhan atas doaku.
Kupegang teguh,
Tuhanku memberikan yang terbaik
Kumulai dari keluargaku,
hidup memancarkan kasih-Mu.
Walau 'ku lemah dan tidak layak,
RENUNGAN:
TEMA: MENGUBAH DIRI SENDIRI
BAHAN RENUNGAN: Berubahlah oleh pembaharuan
budimu” (Roma 12:2)
Sufi Bayazid, dalam kisahnya yang
penuh makna, menuntun kita pada sebuah refleksi mendalam tentang perubahan. Di
masa mudanya, ia dipenuhi semangat revolusioner, berdoa dengan penuh keyakinan,
"Tuhan, berilah aku kekuatan untuk mengubah dunia."Namun, seiring
waktu, ketika separuh usianya telah berlalu tanpa perubahan berarti, Bayazid
menyadari kesalahannya. Ia mengubah doanya, memohon rahmat untuk mengubah
orang-orang di sekitarnya, keluarga dan sahabatnya.
Seiring
bertambahnya usia dan mendekati ajal, Sufi Bayazid akhirnya menemukan
kebijaksanaan. Doanya kini terfokus pada satu hal: "Tuhan, berilah aku
rahmat untuk mengubah diriku sendiri." Sufi Bayazid menyadari bahwa
perubahan sejati dimulai dari dalam diri sendiri.
Dari pengalaman empiris kita dapat belajar bahwa Sufi Bayazid tidak sendirian. Ada begitu banyak orang saat ini yang berusaha memperbaiki keadaan penjara, padahal mereka sendiri juga perlu keluar dari aneka bentuk penjara. Misalnya:
1.
Aktivis Lingkungan:
Sering
kita jumpai aktivis lingkungan yang lantang menyuarakan kepedulian terhadap
kelestarian alam, namun dalam kesehariannya masih membuang sampah sembarangan
atau menggunakan plastik berlebihan.
2.
Politisi:
Tak
jarang kita melihat politisi yang berkampanye dengan platform anti-korupsi,
namun kenyataannya mereka sendiri terlibat dalam kasus korupsi.
3.
Pemuka Agama:
Ada
pula pemuka agama yang gemar berceramah tentang moral dan kasih sayang, namun
dalam kehidupan pribadinya justru menunjukkan sikap yang bertolak belakang.
4.
Orang Tua:
Banyak
orang tua yang mendambakan anak-anaknya menjadi orang yang sukses dan
berkarakter, namun mereka sendiri kurang memberikan contoh yang baik dan tidak
meluangkan waktu untuk mendampingi anak-anaknya.
5.
Diri Sendiri:
Mungkin
kita pun tanpa sadar terjebak dalam pola yang sama. Kita ingin menjadi pribadi
yang lebih sabar, namun mudah marah saat menghadapi situasi yang tidak
menyenangkan. Kita ingin menjadi lebih disiplin, namun sering menunda-nunda
pekerjaan.Kisah Bayazid menjadi pengingat bahwa perubahan eksternal yang
bermakna hanya dapat terjadi jika diiringi dengan transformasi diri. Kita harus
terlebih dahulu membebaskan diri dari penjara batin, mengatasi ego dan
prasangka, sebelum mampu membawa perubahan positif di dunia.
Perubahan diri bukanlah proses yang
mudah. Diperlukan introspeksi mendalam, keberanian untuk menghadapi kekurangan,
dan komitmen untuk terus belajar dan berkembang. Namun, seperti yang
ditunjukkan kisah Bayazid, perubahan diri adalah kunci untuk mencapai
kebahagiaan sejati dan membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar.
Marilah kita jadikan kisah Sufi Bayazid
sebagai inspirasi untuk memulai perjalanan transformasi diri. Dengan mengubah
diri menjadi lebih baik, kita dapat berkontribusi dalam membangun dunia yang
lebih adil, damai, dan penuh kasih.
Ingatlah: Perubahan dimulai dari diri sendiri.
Dengan komitmen dan tekad, Anda dapat mencapai transformasi yang Anda impikan
BERDOA
"Ya
Tuhan, bimbinglah aku berubah menjadi lebih baik."
"Kuatkanlah
aku untuk menjadi diri yang kuinginkan."
"Tunjukkanlah
jalanku untuk memperbaiki diri."
"Semoga
perubahanku membawa kebaikan bagi dunia."
"Amin."
BERNYANYI:
KJ 413 “TUHAN, PIMPIN ANAKMU”
Tuhan,
pimpin anakMu, agar tidak tersesat.
Akan
jauhlah seteru, bila Kau tetap dekat
Tuhan
pimpin! Arus hidup menderas;
Agar
jangan 'ku sesat, pegang tanganku erat.
“SELAMAT
MENJALANI HIDUP HARI INI TUHAN MEMBERKATI”
Posting Komentar