KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSATUKAN

Table of Contents

 

KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSATUKAN

(Kisah 2:1-13)

1.  Hari ini kita memperingati, datangnya atau turunnya Roh Kudus atas umat Tuhan, yang pada akhirnya disebut gereja.  Kalau disebut roh kudus turun, memangnya sebelumnya roh kudus ada dimana? Kalau sebelum pentakosta, roh apakah tidak ada di dunia? Ada orang bertanya demikian.

2.   Untuk menanggapinya tentu saja kita harus kembali kepada dasar pengertian bahwa roh kudus adalah Roh Allah. Roh Allah yang hadir di mana-mana. Pada zaman Perjanjian Lamapun sudah ada Roh Allah bekerja, bahkan pada waktu alam semesta ini diciptakan. Roh Allah ada di situ.

3.  Kalau begitu apa maksudnya roh kudus turun pada hari pentakosta? Untuk menjawabnya kita harus memahami pemikiran injil Lukas dan kisah para rasul. Lukas dalam injilnya senantiasa menggambarkan Yesus sebagai sosok yang berjalan. Dari desa nazaret di Galilea, ia berjalan terus dengan pasti menuju suatu tujuan yaitu kota Yerusalem. Di Yerusalem itu ia menyelesaikan misinya, penyaliban dan kebangkitannya adalah puncak penyelesaian misinya itu. Dan sesudah itu ia terus berjalan. Berjalan menembus awan-awan kembali ke Surga. Misinya selesai. Tugasnya dirampungkan di Yerusalem. Tuntas perjalan Yesus pada tahap pertama selesai.

4.   Perjalan Yesus pada tahap kedua, Yesus terus berjalan untuk tujuan di depan. Kalau perjalan pertama Yesus tujuannya adalah menuju Yerusalen. Maka tujuan perjalan Yesus pada tahap ayng kedua tujuannya di depan adalah Yerusalem baru. Mengenai akhir zaman. Di hari pentakosta itu, itu adalah sebuah era baru, yaitu perjalan yesus melalui gereja-nya yang tujuannya kedepan adalah Yerusalem Baru. Oleh sebab itu memperingati hari turunnya roh kudus mengingatkan kita bahwa kita ini sedang berjalan dalam perjalan hidup kedua Bersama Yesus, perjalan menuju Yerusalem yang baru. Oleh karena itu perhatikanlah hal-hal kebaruannya

5.   Dimanakah letak kebaruan perjalan kedua kehidupan ini? Dalam hal-apa saja kebaruan tersebut?

Yang pertama, firman Tuhan menyebutkan tanda kedatang roh itu dengan bunyi angin (ayat 2).  Dalam Alkitab angin atau roh itu serupa yaitu nafas. Selain perayaan panen juga perayaan hukum Musa dari puncak gunung sina’i, dan sekarang merupakan perjanjian baru. Perjanjian ini sama tetapi memiliki nadas yang baru. Perjanjian lama dari gunung sinai, perjanjian baru datang dari langit yaitu Roh Kudus datang. Perjanjian ini bukan perjanjian yang tertulis diatas batu tetapi hukum yang tertulis diatas loh hati manusia. Anginnya segar, udarahnya baru, nafasnya baru yaitu nafas kasih karunia.  

Kita ini hidup dalam habitat yang baru, kit aini hidup dalam nafas baru,  yaitu jasih karunia, oleh sebab itu jangan lagi kita hidup hanya dengan tujuna untuk mencara ganjaran atau pahala karena hukum taurat.

-          Beribadah karena takut tidak diberkati

-          Berbuat baik karena mau dianggap orang saleh, orang baik.

-          Melayani untuk mendapatkan investasi sebagai upah besar di sorga.

-          Mengaku diberkati Tuhan dan mengaku memang dirinya layak diberkati

-          Pekerjaan Yesus sudah selesai, penebusan Yesus sudah selesai, tidak perlu ditambah atau membayar atau menebus penbusan Tuhan dengan jasa kita. Penebus itu sudah datang, karya penebusan itu sudah dibayar lunas. Pekerjaan yesus sudah tuntas di yerusalem.

-          Sekarang perjalanan kita adalah perjalanan menuju yerusalem baru.

-          Perjanan penuaian

-          Perjanan penginjilan.

-          Nafasnya bukan taurat lagi tetapi injil, kabar baik.

-          Bukan penghukuman tetapi pengampunan

-          Pesannya adalah pesan yang membebaskan bukan menambahi beban.

-          Kita memberi karena kita sudah diberi

-          Kita mengampuni karena kita sudah diluan diampuni.

-          Kalau kita melayani itu karena kita bersyukur atas pelayanan Tuhan kepada kita

-          Bagaimana kehidupan kita, gereje kita sudahkah berjalan sesuai dengan nafas baru ini?

Kedua, tanda kedua dari kedatangan Roh Kudus yaitu Api. Lambang kekuatan. Apa artinya di era pertama dalam perjanjian lama Roh Kudus tercurah secara terbatas. Khusus kepada orang-orang tertentu saja, yang diurapi seperti, Hakim, Nabi, Iman, Raja. Mereka diberi kuasa yang mendukung peran yang Tuhan percayakan kepada mereka, Power mereka istimewan. Berbeda dengan umat biasa. Tetapi sekarang pada zaman Perjanjian Baru Roh Kudus dicurahkan kepada tiap-tiap individu, tanpa kecuali. Di ayat 3 disebutkan nyala api bertebaran dan hinggap di antara mereka masing-masing. Serentak pada saat yang sama murid itu semakin banyak jumlahnya dan mereka semakin kuat. Yesus berkata barang siapa yang percaya kepadaku ia akan akanmelakukan pekerjaan dan melakukan melebihi yang kukerjakan (Yohanes 14:12). Apa maksudnya semakin lebih besar. Kalau pada zaman perjalan pertama itu hanya sebatas dari Galilea sampai ke Yerusalem, sekarang pada perjalanan yang kedua bersama dengan Yesus sampai ke ujung bumi. Secara jumlah lebih besar. Sekarang setiap individu yang diberi karunia terpanggil untuk bersaksi memberitakan firman Tuhan.

Oleh sebab itu jangan lagi kembali pada pola yang lama, hanya sebatas pada orang tertentu saja. Jemaat harus memberitakan injil. Siapa saja. Dengan talenta masing-masing. Apa lagi zaman digital ini, kita semua bisa memberitakan injil kepada siapapun.

Ketiga, selain angin, api adalah Bahasa (ayat 4). Artinya dalam tradisi Yahudi untuk mengenal Allah maka orang haru menjadi orang Yahudi, menyesuaikan diri dengan orang Yahudi. Artinya mereka harus mengadopsi Yudaisme, mereka harus mengerti Bahasa Yehuda. Tetapi sekarang Roh Kudus memberikan cara yang baru, artinya bukan pihak lain yang mengerti Bahasa kita, tetapi kitalah yang harus memahami bahasa mereka 15 bahasa masing-masing dan mereka mengerti.

Salah satu keberhasilan injil di dunia ini adalah karena penerjemahan Alkitab, itulah Metode Roh kudus. artinya jangan kita bersifat ekslusif. Kita perlu mewaspadai yang namanya ekslusivisme, dalam bentuk yang macam-macam:

-          Penampilan yang eksentrik

-          Pergaulan yang tertutup

-          Kesombongan iman

-          Ketidakramahan

-          Kemewahan yang berlebihan

-          Ketika ada gereja yang mengatakan bahwa di gereja sana ada Roh Kudus di sini tidak

-          Roh Kudus mengajak kita membangun jembatan bukan dinding atas pemisah

-          Roh Kudus bersifat terbuka

-          Merangkul

-          Roh Kudus memberikan Bahasa kasih supaya orang mengerti kasih

Turunnya Roh Kudus adalah era baru untuk memberitakan injil dengan membawa 3 unsur:

-          Nafas segar/kasih karunia

-          Kekuatan

-          Bahasa kasih yang bisa dimengerti oleh siapa saja.

Posting Komentar