MENEMUKAN HARMONI KASIH DALAM PERNIKAHAN (2 Korintus 8:14)
MENEMUKAN
HARMONI KASIH DALAM PERNIKAHAN
(2 Korintus
8:14)
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."
Pernikahan
adalah perjalanan panjang yang penuh dengan suka dan duka. Ada saat-saat penuh
kebahagiaan dan kemesraan, namun tak jarang juga diwarnai dengan tantangan dan
konflik. Berikut beberapa contoh pasang surut yang umum terjadi dalam
pernikahan:
Fase Awal
Pernikahan:
- Penyesuaian: Awal pernikahan
biasanya dipenuhi dengan kebahagiaan dan rasa ingin tahu terhadap
pasangan. Namun, proses penyesuaian kebiasaan dan gaya hidup dapat memicu
konflik kecil.
- Komunikasi: Masih dalam tahap
belajar untuk saling memahami dan membangun komunikasi yang efektif.
- Kebiasaan Buruk: Kebiasaan buruk atau
sifat yang sebelumnya tidak diketahui bisa menjadi hal yang mengejutkan
dan perlu dikomunikasikan.
Fase
Pertengahan Pernikahan:
- Rutinitas: Rutinitas pekerjaan
rumah tangga dan kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan kebosanan dan
menurunkan gairah pernikahan.
- Keuangan: Masalah keuangan
adalah salah satu penyebab utama konflik dalam pernikahan.
- Anak: Kehadiran anak membawa
sukacita, namun juga menambah tanggung jawab dan kadang mengurangi waktu
berkualitas untuk pasangan.
- Perbedaan Pendapat: Perbedaan pendapat
tentang pola asuh anak, keuangan, atau hal lainnya dapat menimbulkan
konflik.
Fase Lanjut
Pernikahan:
- Krisis Kesehatan: Sakit penyakit yang
dialami pasangan atau anggota keluarga dapat memberikan tekanan emosional
dan finansial.
- Anak Meninggalkan
Rumah:
"Empty nest syndrome" saat anak meninggalkan rumah bisa membuat
pasangan merasa kesepian dan kehilangan tujuan bersama.
- Penurunan Gairah: Seiring bertambahnya
usia, gairah seksual mungkin menurun. Penting untuk menjaga keintiman dan
komunikasi terbuka untuk mengatasi hal ini.
Penting
untuk diingat bahwa pasang surut dalam pernikahan adalah hal yang normal. Di sinilah firman Tuhan dalam 2 Korintus 8:14 menjadi
pedoman yang indah bagi kehidupan pernikahan:
"Maka hendaklah sekarang ini
kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian
mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."
FIRMAN
Tuhan ini merupakan bagian dari pembahasan Rasul Paulus tentang persembahan
kolekte untuk membantu gereja-gereja di Makedonia yang mengalami kesulitan
keuangan. Prinsip ini dapat juga diberlakukan dalam kehidupan berumah tangga.
Ayat ini berbicara tentang prinsip saling melengkapi dan
keseimbangan dalam kasih. Dalam pernikahan, ibarat dua insan
yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, Tuhan ingin kita saling
melengkapi dan mendukung dalam menjalani kehidupan bersama.
Bagaimana menerapkan prinsip ini dalam
pernikahan?
· Kenali
kelebihan dan kekurangan pasangan. Luangkan waktu untuk memahami kekuatan dan kelemahan
satu sama lain. Hal ini akan membantu membangun rasa saling menghargai dan
memahami.
· Terimalah
pasangan apa adanya.
Janganlah berusaha mengubah pasangan menjadi seperti yang kita inginkan.
Terimalah mereka dengan segala kelebihan dan kekurangannya, karena di situlah
keindahan cinta sejati terpancar.
· Berikan
dukungan dan dorongan.
Bantu pasangan Anda untuk mencapai potensi terbaiknya. Dukunglah mereka dalam
meraih mimpi dan cita-cita mereka.
· Berbagi
tanggung jawab.
Pernikahan adalah sebuah persekutuan, bukan kompetisi. Bekerjasamalah dalam
menyelesaikan tugas rumah tangga, mengurus anak, dan menghadapi berbagai
rintangan dalam hidup.
· Maafkanlah
satu sama lain.
Dalam perjalanan pernikahan, pastilah ada perselisihan dan kesalahpahaman.
Belajarlah untuk saling memaafkan dan berlapang dada.
Ingatlah, pernikahan adalah sebuah perjalanan
panjang yang membutuhkan komitmen, kesabaran, dan kasih yang tulus. Teruslah
berpegang teguh pada firman Tuhan dan jadikan prinsip saling melengkapi dan
keseimbangan ini sebagai kompas dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Dengan demikian, pernikahan Anda akan
menjadi kesaksian kasih Kristus yang sejati, yang penuh dengan sukacita, damai
sejahtera, dan saling pengertian. Amin.
Posting Komentar