TUHAN, AJARLAH KAMI BERDOA
TUHAN,
AJARLAH KAMI BERDOA
(LUKAS
11:1)
Pada
suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa,
berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami
berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya."
Pernakah anda mencari seseorang, dan akhirnya berhasil menemukan dia dalam keadaan sedang berdoa? Jika kita menemui keadaan seseorang yang sedang berdoa, maka: pertama yang kita harus lakukan adalah diam, mulut terkatup, melangkahpun seringan mungkin, tidak ribut, apa lagi mengganggu. Tetap diam, sebab ada seseorang sedang berdoa. Kedua, kita harus menunggu. Menunggu hingga orang itu menutup doanya. Tidak baik jika kita menginterupsi ditengah ketika seseorang masih sedang berdoa. Kita harus sabar menunggu sampai ia selesai berdoa. Ketiga, kita harus menghormati saat itu. Memang bukan saya yang berdoa, tetapi karena ada seseorang di dekat kita sedang berdoa, kita harus bersikap hormat, terhadap suasana doa itu. DIAM, TUNGGU, HORMAT. Itulah sikap yang baik ketika kita tahu seseorang yang kita cari sedang berdoa.
Saya membayangkan waktu itu murid-murid Yesus sedang menunggu Yesus selesai berdoa. Alkitab mencatat: Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." (Lukas 11:1). Ketika ia berhenti berdoa, barulah murid-murid angkat bicara, sebelumnya apa yang yang mereka lakukan? Pertama, Saya yakin mereka diam. Tidak ribut. Tidak seorangpun berani berbicara dengan keras atau berteriak. Masing-masing menahan diri untuk berbicara. Mereka menutup mulut. Kedua, mereka pasti sedang menunggu sampai Yesus berhenti berdoa. Ketiga, mereka merasakan suasana doa. Guru mereka sedang berdoa. Suasana yang patut dihormati. Momentum itu berakhir setetalah Yesus selesai berdoa. Kemudian, terdengar murid-murid itu berkata: Tuhan ajarlah kami berdoa.
Sebenarnya, Tuhan selalu mendahului kita sebelum murid-murid itu minta diajar berdoa, Yesus sudah memberi pengajaran itu tatkala dia membiarkan mereka menunggu dirinya sedang berdoa. Pelajaran apakah yang lebih bermanfaat daripada sebuah contoh teladan dengan berdoa Yesus telah mengajar mereka berdoa. Namun bukan hanya itu, dengan membiarkan mereka menunggu Dia berdoa tanpa disengaja murid-murid itu belajar tiga perkara fundamental tentang berdoa. Tiga disiplin rohani yang harus ada, jika kita ingin bertumbuh dalam kehidupan yang berdoa. Pertama, Diam. Ketenangan. 1 Ptrus 4:7 mengatakan jadilah tenang supaya kamu dapat berdoa, tenang dan menahan diri dari kesibukan dan kecenderungan ingin segera berbicara. Berdoa itu bukan pertama-tama berbicara, justru sebaliknya kita perlu menjadi tenang untuk lebih bisa mendengar Dia agar lebih sanggup untuk mendengarkan. Mendengarkan dalam keheningan. Mendengarkan gejolak emosi, mendengarkan percikan inspirasi, mendengarkan bisikan hati yang murni, mendengarkan Roh Tuhan menyapa. Hening. Prinsip atau fondasi pertama dalam berdoa. Adalah disiplin keheningan. Yang kedua, menunggu. Menunggu itu berkaitan erat dengan kesabaran, kesabaran berkaitan dengan ketekunan. Saya tahu ada doa-doa kita yang mendapatkan jawaban segera, langsung dijawab tetapi saya juga tahu adalah lebih banyak lagi doa-doa kita yang berada dijalur panjang, menunggu giliran, butuh waktu yang tidak singkat untuk mendapatkan jawaban bahkan ada yang tidak kunjung tidak terjawab, sampai kita menyadari bahwa ternyata jawabannya berbeda yang tidak kita harapkan, semuanya itu membutuhkan kesabaran sekaligus ketekunan sekaligun menunggu, sebab seperti kata ESLOIS: ketekunan kita berdoa, bukanlah untuk tujuan mengubah Tuhan melain]kan mengubah diri kita sendiri. Karena kita justru belajar banyak, dan banyak dibentuk manakala kita sedang menunggu Tuhan menyatakan diri dan kehendak-Nya.
Prinsip atau fondasi kedua dalam berdoa, disiplin kesabaran atau ketekunan. Ketiga, menghormati suasana. Jika kita tidak menghormati seseorang sedang berdoa, jangan harap kita bisa menjadi pendoa yang baik, mengapa? Sebab berdoa itu erat hubungannya dengan suasana, semakin kondusif suasananya semakin mudah kita menghayati kegiatan berdoa. Meski kita tidak sedang berdoa, namun jika kita terbiasa menghormati suasana berdoa, maka ketika kita sedang menyadari seseorang sedang berdoa, mendengar orang lain berdoa, atau mendengar irama musik bersuasana berdoa, tanpa disadari terasa larut di dalammnya, ikut berdoa. Itu namanya kita dihantar masuk dalam kesadaran hadirat Tuhan. dan hadiran Tuhan erat kaitannya dengan tanggapan dari pihak kita berupa sikap tunduk, hormat dan merasakan pesona sekaligus kesuciannya.
Prinsip ketiga
dalam berdoa, disiplin, menghormati hadirat Tuhan. Bayangkan betapa dasyat
Yesus mengajar murid-muridnya berdoa sebelum dia masuk lebih jauh pada
kedalaman isi doa, yang hendak diajarkannya Yesus sudah memberikan pengantar
yang luar biasa. Belum berbicara apa-apa, masih sedang berdoa dan menyuruh
murid-muridnya menunggu, Yesus sudah mengajarkan makna berdoa. Marilah kita
terus mebangun ketiga disiplin rohani tadi: keheningan, kesabaran atau
ketekunan dan hormat akan hadiratnya. Kiranya ketiganya ini menjadi bekal yang
sangat kita butuhkan untuk menghayati kehidupan yang berdoa serta jangan jemu
untuk terus berkata kepada Yesus: Tuhan ajarlah kami berdoa. AMIN
Posting Komentar