HIKMAT SEMUT

Table of Contents


HIKMAT SEMUT: Seni Membekali Diri

(Amsal 30:25)

semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas, 

          Pada tahun 1998 pernah diproduksi sebuah film animasi yang diberi judul: MENGANTISIPASI. Berkisah tentang kelompok semut, dalam perjuangan hidupnya di satu wilayah kecil. Mengamati kehidupan kelompok semut, memang menarik, bahkan bisa diangkat dari situ sebuah cerita komedi animasi yang cukup sukses.

          Tidak salah penulis Kitab Amsal, ia berkata ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan. Dan ia menyebutkan yang pertama adalah semut. Kata sangat cekatan itu dalam arti lain sangat bijaksana. Oleh karena itu kita diajak untuk belajar berguru padanya, pada mereka binatang-binatang kecil ini.

Hari ini kita akan mulai dengan yang pertama, yaitu: SEMUT. Semut bangsa yang tidak kuat tetapi menyediakan makanannya di musim panas. Kalau ia disebut bangsa yang tidak kuat sebenarnya, itu semata-mata karena ukurannya yang kecil. Ia mudah terinjak dan mati. Tetapi sebenarnya dilihat dari sisi proporsi tubuhnya semut itu adalah binatang yang paling kuat di dunia. Sebab ia bisa mengangkat benda dengan beban berat 50 kali dari berat badannya. Sebagai perbandingan saja Gajah dan Gorila, hanya mampu memikul beban berat tiga tiga kali berat badannya. Tetapi bukan disitu kuatan semut. Lalu, dimana sebenarnya kehebatan semut?

          Firman Tuhan melalui kitab Amsal berkata: ia menyediakan makanannya pada musim panas. Semut menyediakan perbekalan makanan di musim panas. Kelompok semut, biasanya terdiri dari tiga golongan, yaitu: ratu semut, semut-semut jantan, dan yang terbanyak adalah semut-semut pekerja. Mereka semua itu, berbagi tugas dan saling menjaga. Bahkan, semut-semut tua menjadi pasukan garis depan untuk mencari makanan bagi kelompoknya dengan resiko kematian yang tinggi.

          Bagi semut, musim dingin adalah tantangan, bahkan boleh dibilang musuh mereka yang terbesar. Tetapi semut-semut cerdas, mereka pintar, mereka itu bekerja rajin, giat mencari makanan, menyimpan makanannya di sarang-sarangnya pada musim panas sebelum musim dingin itu tiba. Semut memang binatang kecil, tetapi dalam soal mencari dan menyediakan makanan bagi kelompok mereka sungguh luar biasa. Semut itu binatang kecil yang tahu membekali diri. Mereka mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi datangnya musim dingin dengan cara melakukan, membekali diri menanam modal, menanam bekal, berinvestasi pada musim panas.

          Dalam soal hikmat semut, sejujurnya kita ketinggalan jauh, bukan? Kita manusia memang tahu artinya antisipasi dan investasi.  Tetapi, tahu, tidak menjamin kita memang menerapkanya, bukan? Banyak orang yang berfoya-foya pada saat merasa kelebihan, banyak orang dari pada menabung justru banyak berhutang di luar batas kemampuannya untuk membayar, dengan penggunaan kredit card-credit card yang luar biasa. Manusia seringkali gagal mengantisipasi apa yang akan datang. Malas untuk berinvestasi. Kita masih harus banyak diajari. Harus banyak ikut kelas, bahkan mungkin itu webinar untuk kita itu belajar bagaimana mengantisipasi dan berinvestasi. Tetapi semut tidak. Semut itu, secara alami, mereka melakukannya tanpa disuruh, tanpa diperintah, mereka melakukan antisipasi dan investasi ala semut.

Oleh karena itu, firman Tuhan melalui kitab Amsal juga menghardik manusia; Hai pemalas! Pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak. Ia menyediakan roti di musim panas, mengumpulkan makanannya pada waktu musim panen, tanpa disuruh, tanpa diperintah (Amsal 6:6-8). Firman Tuhan melalui kitab Amsal tentang hikmat semut, tidak pernah lapuk, tidak pernah usang, selalu relevan.

Kita di masa yang akan datang, memang akan menghadapi, musim dingin dalam upaya pencarian makanan, di masa depan akan ada musim dingin, yaitu masa di mana ketika generasi penerus kita akan lebih sulit mendapatkan pekerjaan. Oleh karena apa? Oleh karena semuanya serba digital, computer, semuanya banyak pekerjaan yang dilakukan oleh robot-robot. Robot-robot yang merupakan buatan manusia. Sehingga banyak profesi  tidak dibutuhkan lagi. Itu musim dingin bagi upaya pencarian makanan, bukan? Oleh karena itu, kita sungguh perlu membekali diri. Terutama membekali generasi penerus, generasi muda yang akan menghadapi tantangan musim dingin itu.

Dengan apa kita membekalinya? Mari kita memperhatikan, yang pertama, kita membekali dengan hati, dengan iman kepada Tuhan, dengan integritas dan karakter, karena itu selau dibutuhkan dalam segala keadaan di segala zaman. Jangan lupa memberikan bekal pendidikan iman, hati, integritas, karakter. Yang kedua, adalah imajinasi. Seni berimajinasi, kreativitas, sebab itulah yang membedakan manusia ciptaan Tuhan ini dari semua ciptaan yang lain, dan juga membedakan kita dari robot-robot. Seni untuk berimajinasi dan menjadi creative amat diperlukan ke depan. Dan yang ketiga adalah, kecerdasan sosial, kemampuan untuk keterampilan, untuk berkomunikasi, kelincahan untuk membangun hubungan, jejaring di tengah-tengah dunia global yang sudah semakin penuh dengan internet ini. Dibutuhkan kelincahan membangun jejaring sosial. Itulah perbekalan yang perlu untuk generasi mendatang untuk menghadapi masa depan. Hikmat semut mengajar kepada kita untuk tahu membekali diri. Amin

 


 

         

Posting Komentar