TUHAN MENGETAHUI ISI HATIMU
TUHAN MENGETAHUI ISI HATIMU
(Markus 7 : 17 – 23)
I.
PENDAHULUAN
Saudara
yang di kasihi oleh Yesus Kristus. Firman Tuhan pada minggu ini berbicara
kepada kita bahwa Tuhan dapat mengetahui apa yang terkandung di dalam hati
manusia, yang jahat maupun yang baik. Kita manusia mempunyai keterbatasan untuk
mengetahui apa yang terkandung dalam hati orang lain, kita hanya dapat menduga
atau melihat wajah atau mimik, sehingga kita menyatakan dia sedang senang hatinya atau dia lagi sedih, susah, tetapi
bisa dugaan kita ini salah. Atau kita menduga orang lain tentang prilakukanya :
dia adalah orang baik, dia orang jahat, tetapi kenyataannya justru kebalikannya
dia adalah orang jahat, atau, ternyata dia orang baik, sehingga kita bisa
kecewa dengan dugaan kita.
Tetapi
dalam nats ini, Yesus menyatakan kepada kita bahwa Dia mengetahui apa yang
terkandung di hati manusia, tidak ada yang bisa ditutupi. Walaupun manusia itu
mencoba menutupi apa yang terkandung di hatinya dengan perkataan-perkataannya
tetapi Yesus sangat tau apa yang terkandung dalam hati manusia, apa yang
menjadi tujuannya dan rencananya. Walaupun manusia dapat menutupi yang ada di
hatinya dengan perbuatan-perbuatan yang bisa di lihat oleh mata manusia tetapi
Yesus sangat tau apa tujuan dan maksud dari perbuatan-perbuatan yang di lakukan
oleh manusia itu sendiri. Untuk itu yang di harapkan oleh Yesus yang menjadi
pesan Kotbah Minggu ini supaya semua yang datang kepadanya memiliki hati yang
bersih, kudus, memiliki hati yang tulus, memiliki hati dan pikiran yang benar,
sebab itulah yang dikehendaki oleh Yesus dan orang yang seperti itulah yang
sungguh-sungguh membutuhkan Yesus sebagai Juruselamatnya.
II. PENJELASAN NATS
Saudara
yang dikasihi Yesus Kristus, Nats kotbah minggu hari ini menceritakan orang
Farisi dan Ahli Taurat datang menemui Yesus ke Yerusalem. Kedatangan mereka
sangat baik karena mereka ke Yesusalem menemui Yesus. Tetapi Yesus sangat
mengetahui apa yang terkandung di hati mereka
dan Yesus menyebut mereka orang munafik seperti yang dikatakan Alkitab
Nabi Yesaya: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh
dari pada-Ku. Kenapa Yesus menyebut mereka orang munafik ? Kedatangan mereka
dari Yerusalem nampaknya mau memuliakan Yesus Kristus, ternyata dari perkataan
dan perbuatan mereka hati mereka jauh dari ketulusan, sebab mereka hanya mau
mencari-cari kesalahan Yesus dan murid-muridNya dan itu alasan mereka
melaporkan Yesus kepada Penguasa Roma dan imam-imam di Yerusalem supaya Yesus
dihukum. Mereka bukan mau mendengarkan pengajaran dari Yesus yang menjadi jalan keselamatan manusia tetapi
mereka hanya mau menegakkan aturan-aturan yang diperbuat oleh manusia.
Saudara
yang dikasihi Yesus Kristus. Ketika mereka melihat murid Yesus makan tanpa
membasuh tangannya, kejadian ini menjadi alat bagi mereka untuk menyudutkan
Yesus, bahwa murid-Nya telah melangar adat keyahudian yang menetapkan setiap
orang makan harus menciuci tangan, karena tangan manusia telah nazis. Kalau
mereka pulang dari pajak mereka harus membersihkan diri dulu sebelum makan
sebab mereka menganggap orang yang baru pulang dari pajak telah nazis.
Menjawap
pertanyaan orang Farisi dan Ahli Taurat: Yesus menyatakan bahwa yang utama
dalam hidup ini bukan melakukan perintah manusia tetapi melakukan perintah
Tuhan. Yesus juga memberi contoh prilaku orang Jahudi terhadap orang tuanya
yang lebih mengutamakan menyerahkan persembahan ke bait suci sementara orang
tuanya di terlantarkan, Yesus menyebut prilaku ini : “pandai mengesampingkan
perintah Allah, supaya memelihara adat istiadatnya sendiri. Yang nazis itu
bukan apa yang masuk ke dalam tubuh manusia, tetapi apa yang keluar dari hidup
manusia itulah yang membuatnya nazis. (Dari hati orang, timbul segala pikiran
jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,perzinahan, keserakahan, kejahatan,
kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan dan kebebalan). Murid-murid
Yesus juga tidak paham tentang apa yang dikatakan oleh Yesus, dan murid-murid-Nya
bertanya kepada Yesus tentang yang dikatakan-Nya kepada orang
Farisi dan Ahli Taurat. Ada dua hal yang
di jelaskan Yesus kepada murid-murid-Nya tentang kenazisan.
(1) Makanan
tidak menaziskan manusia.
Orang
Farisi dan ahli Taurat sangat menjaga kekudusan diri sendiri, kekudusan
makanan, kekudusan dalam ibadah, kekudusan persembahan dan banyak hal-hal yang
lain yang tidak tertulis dalam hukum taurat yang diterima Musa di Gunung Sinai
menjadi peraturan terutama yang berhubungan dengan peraturan yang lahiriah.
Jika ada yang melanggarnya di anggap telah berdosa, dan mereka sendiri yang
menentukan ukuran orang berdosa dan orang benar. Jika seseorang dapat menuruti
hukum-hukum keyahudian yang berhubungan dengan hal-hal yang lahiriah dia dianggap
menjadi orang yang benar dan layak dipuji atau diagungkan. Jika seseorang tidak
menuruti hukum-hukum keyahudian dianggap orang yang berdosa dan layak
dikucilkan dan dihukum.
Untuk
menolak pemahaman yang seperti inilah yang di jelaskan Yesus kepada
murid-muridnya. Dalam nats kotbah minggu hari ini Yesus menjelaskan bahwa
ukuran menentukan seorang Nazis dan melanggar perintah Tuhan bukan dari hal-hal
yang lahiriah, seperti makanan dan cara orang makan, karena semua yang di makan
oleh manusia bukan masuk ke hatinya, tetapi masuk ke lambungnya di cerna dan
akhirnya akan di buang ke jamban.
Memang
benar pada zaman Perjanjian Lama, pada zaman Musa memberi banyak
perintah-perintah untuk menjaga kehidupan manusia agar jangan rakus dan tidak
memperdulikan sesamannya. Tetapi setelah kehadiran Yesus Kristus Anak Allah
ukuran seorang yang taat dan beriman kepada Allah, bukan lagi dari ketatannya
menuruti perintah-perintah keyahudian yang bersifat lahiriah, tetapi bagaimana
hati manusia itu taat dan tulus menerima Yesus Kristus Anak Allah yang diutus
ke dunia ini menjadi Juruselamatnya. Yesus Kristus Anak Allah bukan lagi hanya
melihat hal-hal yang lahiriah dari kehidupan manusia tetapi yang menjadi ukuran
untuk menentukan seseorang percaya kepadaNya adalah hatinya, imannya sendiri.
Manusia telah gagal dan tidak mampu melakukan semua perintah hukum taurat yang
tertulis yang diterima Musa di gunung Sinai.
Sekarang
yang dilihat oleh Yesus dari manusia adalah hati manusia itu sendiri, walau
hati manusia itu berada di tempat yang tersembunyi tetapi Yesus dapat
mengetahui isinya, yang terkandung di dalamnya, apakah dia tulus, apakah dia
jujur dapat diketahui oleh Yesus. Wajah, penampilan manusia dapat dipoles untuk
mengelabui orang lain menutupi kesalahannya bahkan untuk mengelabui Yesus,
seperti yang dilakukan oleh Yudas Iskariot yang merangkul dan mencium Yesus
untuk mengelabui Yesus atas rencananya yang jahat. Tetapi Yesus tidak dapat
dikelabui Yudas, Yesus sangat tahu apa isi hati dan rencana Yudas Iskariot
sehingga Yesus berkata kepadanya : “Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia
dengan ciuman?” (Lukas 6:22).
Dari
nats ini kita dapat membenahi diri kita lagi, pemahaman kita bahwa di hadapan
Yesus nyata semua kehidupan kita, sedangkan hal yang tidak nyata yang
tersembunyi dalam hati kita dapat diketahui-Nya/dilihat-Nya, apalagi
perbuatan-perbuatan yang buruk yang sering kita pertontonkan di dunia ini pasti
sangat diketahui oleh Yesus. Persembahan kita yang terbaik di hadapan Tuhan
adalah hati kita yang kudus, tulus, setia dan jujur.
(2) Yang
membuat manusia nazis.
Saudara
yang di kasihi oleh Yesus Kristus. Dalam Nats Kotbah hari ini Yesus menjelaskan
ada 13 dosa yang membuat manusia itu nazis di hadapan Allah (pikiran jahat,
percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan,
kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan). Dan semua ini
berasal dari hati manusia. Bukan karena makanan maka ada niat manusia membunuh,
bukan karena minuman maka manusia menjadi licik, bukan karena tidak mencuci
tangan maka manusia berbohong.
Yesus
mengatakan bahwa kejahatan itu bermula dari hati. Hati manusia yang tidak
dipenuhi oleh Roh dari Tuhan akan diisi oleh roh-roh duniawi, roh-roh kejahatan
dan dari sana akan muncul keinginan-keinginan untuk memenuhi keinginan
dagingnya yang penuh dengan kejahatan. Hati manusia yang telah dikuasai oleh
Iblis tidak pernah lagi mendengar Firman Tuhan, tidak ada lagi hukum Tuhan yang
melarangnya dan mengingatkannya untuk melakukan yang baik dan meninggalkan yang
jahat. Hatinya hanya diisi oleh ambisi untuk memuaskan hawa nafsunya, tidak ada
lagi rasa takut dan malu di hadapan Allah. Kalaupun dia berusaha memperbaiki dirinya,
dia hanya berupaya menyenangkan hati orang lain, supaya dirinya nampak seperti
orang baik, orang beriman, orang yang percaya, dan dia tidak pernah berubah
secata total di hadapan Allah. Perbuatan manusia semakin mengelabui dunia ini
dengan cara-cara lahiriah. Tetapi yang dilihat Tuhan bukan hal-hal yang
lahiriah, yang dilihatnya apa yang terkandung di dalam hati manusia, apa yang
mengisi hati manusia.
Saudara
yang dikasihi oleh Yesus Kristus, agar hati kita terisi dengan kehendak Tuhan,
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk menyerahkan hati kita kepada
Yesus Kristus, biarlah Dia yang menguasainya supaya hati kita bersih dipimpin
dan dituntun oleh Roh Tuhan, sehingga hati kita dari Tuhan dan hanya untuk
Tuhan.
III. RENUNGAN
Saudara
yang di kasihi oleh Yesus Kristus, jika tema minggu kita hari ini mengingatkan kita bahwa Tuhan mengenal hati
kita, marilah kita menjauhkan perilaku yang munafik, tetapi hiduplah dengan
hati yang Tulus di hadapan Tuhan Tuhan. Hati yang tulus dapat kita terima dari
Tuhan, jika Roh Tuhan menguasai kehidupan kita. Amin.
TUHAN
MENGETAHUI ISI HATIMU
(Markus 7 : 17 – 23)
I.
PENDAHULUAN
Saudara
yang di kasihi oleh Yesus Kristus. Firman Tuhan pada minggu ini berbicara
kepada kita bahwa Tuhan dapat mengetahui apa yang terkandung di dalam hati
manusia, yang jahat maupun yang baik. Kita manusia mempunyai keterbatasan untuk
mengetahui apa yang terkandung dalam hati orang lain, kita hanya dapat menduga
atau melihat wajah atau mimik, sehingga kita menyatakan dia sedang senang hatinya atau dia lagi sedih, susah, tetapi
bisa dugaan kita ini salah. Atau kita menduga orang lain tentang prilakukanya :
dia adalah orang baik, dia orang jahat, tetapi kenyataannya justru kebalikannya
dia adalah orang jahat, atau, ternyata dia orang baik, sehingga kita bisa
kecewa dengan dugaan kita.
Tetapi
dalam nats ini, Yesus menyatakan kepada kita bahwa Dia mengetahui apa yang
terkandung di hati manusia, tidak ada yang bisa ditutupi. Walaupun manusia itu
mencoba menutupi apa yang terkandung di hatinya dengan perkataan-perkataannya
tetapi Yesus sangat tau apa yang terkandung dalam hati manusia, apa yang
menjadi tujuannya dan rencananya. Walaupun manusia dapat menutupi yang ada di
hatinya dengan perbuatan-perbuatan yang bisa di lihat oleh mata manusia tetapi
Yesus sangat tau apa tujuan dan maksud dari perbuatan-perbuatan yang di lakukan
oleh manusia itu sendiri. Untuk itu yang di harapkan oleh Yesus yang menjadi
pesan Kotbah Minggu ini supaya semua yang datang kepadanya memiliki hati yang
bersih, kudus, memiliki hati yang tulus, memiliki hati dan pikiran yang benar,
sebab itulah yang dikehendaki oleh Yesus dan orang yang seperti itulah yang
sungguh-sungguh membutuhkan Yesus sebagai Juruselamatnya.
II. PENJELASAN NATS
Saudara
yang dikasihi Yesus Kristus, Nats kotbah minggu hari ini menceritakan orang
Farisi dan Ahli Taurat datang menemui Yesus ke Yerusalem. Kedatangan mereka
sangat baik karena mereka ke Yesusalem menemui Yesus. Tetapi Yesus sangat
mengetahui apa yang terkandung di hati mereka
dan Yesus menyebut mereka orang munafik seperti yang dikatakan Alkitab
Nabi Yesaya: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh
dari pada-Ku. Kenapa Yesus menyebut mereka orang munafik ? Kedatangan mereka
dari Yerusalem nampaknya mau memuliakan Yesus Kristus, ternyata dari perkataan
dan perbuatan mereka hati mereka jauh dari ketulusan, sebab mereka hanya mau
mencari-cari kesalahan Yesus dan murid-muridNya dan itu alasan mereka
melaporkan Yesus kepada Penguasa Roma dan imam-imam di Yerusalem supaya Yesus
dihukum. Mereka bukan mau mendengarkan pengajaran dari Yesus yang menjadi jalan keselamatan manusia tetapi
mereka hanya mau menegakkan aturan-aturan yang diperbuat oleh manusia.
Saudara
yang dikasihi Yesus Kristus. Ketika mereka melihat murid Yesus makan tanpa
membasuh tangannya, kejadian ini menjadi alat bagi mereka untuk menyudutkan
Yesus, bahwa murid-Nya telah melangar adat keyahudian yang menetapkan setiap
orang makan harus menciuci tangan, karena tangan manusia telah nazis. Kalau
mereka pulang dari pajak mereka harus membersihkan diri dulu sebelum makan
sebab mereka menganggap orang yang baru pulang dari pajak telah nazis.
Menjawap
pertanyaan orang Farisi dan Ahli Taurat: Yesus menyatakan bahwa yang utama
dalam hidup ini bukan melakukan perintah manusia tetapi melakukan perintah
Tuhan. Yesus juga memberi contoh prilaku orang Jahudi terhadap orang tuanya
yang lebih mengutamakan menyerahkan persembahan ke bait suci sementara orang
tuanya di terlantarkan, Yesus menyebut prilaku ini : “pandai mengesampingkan
perintah Allah, supaya memelihara adat istiadatnya sendiri. Yang nazis itu
bukan apa yang masuk ke dalam tubuh manusia, tetapi apa yang keluar dari hidup
manusia itulah yang membuatnya nazis. (Dari hati orang, timbul segala pikiran
jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,perzinahan, keserakahan, kejahatan,
kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan dan kebebalan). Murid-murid
Yesus juga tidak paham tentang apa yang dikatakan oleh Yesus, dan murid-murid-Nya
bertanya kepada Yesus tentang yang dikatakan-Nya kepada orang
Farisi dan Ahli Taurat. Ada dua hal yang
di jelaskan Yesus kepada murid-murid-Nya tentang kenazisan.
(1) Makanan
tidak menaziskan manusia.
Orang
Farisi dan ahli Taurat sangat menjaga kekudusan diri sendiri, kekudusan
makanan, kekudusan dalam ibadah, kekudusan persembahan dan banyak hal-hal yang
lain yang tidak tertulis dalam hukum taurat yang diterima Musa di Gunung Sinai
menjadi peraturan terutama yang berhubungan dengan peraturan yang lahiriah.
Jika ada yang melanggarnya di anggap telah berdosa, dan mereka sendiri yang
menentukan ukuran orang berdosa dan orang benar. Jika seseorang dapat menuruti
hukum-hukum keyahudian yang berhubungan dengan hal-hal yang lahiriah dia dianggap
menjadi orang yang benar dan layak dipuji atau diagungkan. Jika seseorang tidak
menuruti hukum-hukum keyahudian dianggap orang yang berdosa dan layak
dikucilkan dan dihukum.
Untuk
menolak pemahaman yang seperti inilah yang di jelaskan Yesus kepada
murid-muridnya. Dalam nats kotbah minggu hari ini Yesus menjelaskan bahwa
ukuran menentukan seorang Nazis dan melanggar perintah Tuhan bukan dari hal-hal
yang lahiriah, seperti makanan dan cara orang makan, karena semua yang di makan
oleh manusia bukan masuk ke hatinya, tetapi masuk ke lambungnya di cerna dan
akhirnya akan di buang ke jamban.
Memang
benar pada zaman Perjanjian Lama, pada zaman Musa memberi banyak
perintah-perintah untuk menjaga kehidupan manusia agar jangan rakus dan tidak
memperdulikan sesamannya. Tetapi setelah kehadiran Yesus Kristus Anak Allah
ukuran seorang yang taat dan beriman kepada Allah, bukan lagi dari ketatannya
menuruti perintah-perintah keyahudian yang bersifat lahiriah, tetapi bagaimana
hati manusia itu taat dan tulus menerima Yesus Kristus Anak Allah yang diutus
ke dunia ini menjadi Juruselamatnya. Yesus Kristus Anak Allah bukan lagi hanya
melihat hal-hal yang lahiriah dari kehidupan manusia tetapi yang menjadi ukuran
untuk menentukan seseorang percaya kepadaNya adalah hatinya, imannya sendiri.
Manusia telah gagal dan tidak mampu melakukan semua perintah hukum taurat yang
tertulis yang diterima Musa di gunung Sinai.
Sekarang
yang dilihat oleh Yesus dari manusia adalah hati manusia itu sendiri, walau
hati manusia itu berada di tempat yang tersembunyi tetapi Yesus dapat
mengetahui isinya, yang terkandung di dalamnya, apakah dia tulus, apakah dia
jujur dapat diketahui oleh Yesus. Wajah, penampilan manusia dapat dipoles untuk
mengelabui orang lain menutupi kesalahannya bahkan untuk mengelabui Yesus,
seperti yang dilakukan oleh Yudas Iskariot yang merangkul dan mencium Yesus
untuk mengelabui Yesus atas rencananya yang jahat. Tetapi Yesus tidak dapat
dikelabui Yudas, Yesus sangat tahu apa isi hati dan rencana Yudas Iskariot
sehingga Yesus berkata kepadanya : “Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia
dengan ciuman?” (Lukas 6:22).
Dari
nats ini kita dapat membenahi diri kita lagi, pemahaman kita bahwa di hadapan
Yesus nyata semua kehidupan kita, sedangkan hal yang tidak nyata yang
tersembunyi dalam hati kita dapat diketahui-Nya/dilihat-Nya, apalagi
perbuatan-perbuatan yang buruk yang sering kita pertontonkan di dunia ini pasti
sangat diketahui oleh Yesus. Persembahan kita yang terbaik di hadapan Tuhan
adalah hati kita yang kudus, tulus, setia dan jujur.
(2) Yang
membuat manusia nazis.
Saudara
yang di kasihi oleh Yesus Kristus. Dalam Nats Kotbah hari ini Yesus menjelaskan
ada 13 dosa yang membuat manusia itu nazis di hadapan Allah (pikiran jahat,
percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan,
kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan). Dan semua ini
berasal dari hati manusia. Bukan karena makanan maka ada niat manusia membunuh,
bukan karena minuman maka manusia menjadi licik, bukan karena tidak mencuci
tangan maka manusia berbohong.
Yesus
mengatakan bahwa kejahatan itu bermula dari hati. Hati manusia yang tidak
dipenuhi oleh Roh dari Tuhan akan diisi oleh roh-roh duniawi, roh-roh kejahatan
dan dari sana akan muncul keinginan-keinginan untuk memenuhi keinginan
dagingnya yang penuh dengan kejahatan. Hati manusia yang telah dikuasai oleh
Iblis tidak pernah lagi mendengar Firman Tuhan, tidak ada lagi hukum Tuhan yang
melarangnya dan mengingatkannya untuk melakukan yang baik dan meninggalkan yang
jahat. Hatinya hanya diisi oleh ambisi untuk memuaskan hawa nafsunya, tidak ada
lagi rasa takut dan malu di hadapan Allah. Kalaupun dia berusaha memperbaiki dirinya,
dia hanya berupaya menyenangkan hati orang lain, supaya dirinya nampak seperti
orang baik, orang beriman, orang yang percaya, dan dia tidak pernah berubah
secata total di hadapan Allah. Perbuatan manusia semakin mengelabui dunia ini
dengan cara-cara lahiriah. Tetapi yang dilihat Tuhan bukan hal-hal yang
lahiriah, yang dilihatnya apa yang terkandung di dalam hati manusia, apa yang
mengisi hati manusia.
Saudara
yang dikasihi oleh Yesus Kristus, agar hati kita terisi dengan kehendak Tuhan,
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk menyerahkan hati kita kepada
Yesus Kristus, biarlah Dia yang menguasainya supaya hati kita bersih dipimpin
dan dituntun oleh Roh Tuhan, sehingga hati kita dari Tuhan dan hanya untuk
Tuhan.
III. RENUNGAN
Saudara
yang di kasihi oleh Yesus Kristus, jika tema minggu kita hari ini mengingatkan kita bahwa Tuhan mengenal hati
kita, marilah kita menjauhkan perilaku yang munafik, tetapi hiduplah dengan
hati yang Tulus di hadapan Tuhan Tuhan. Hati yang tulus dapat kita terima dari
Tuhan, jika Roh Tuhan menguasai kehidupan kita. Amin.
Posting Komentar