TIGA SERANGKAI NASIHAT

Table of Contents

TIGA SERANGKAI NASIHAT

(ROMA 12:12)

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

Hidup ini adalah sebuah perjalanan. Tidak dijamin jalanan yang kita lewati itu selalu lurus, selalu lapang, dan mulus, serta enak untuk dijalani. Bahkan justru sebaliknya, itu adalah jalan yang bentuknya jalan sempit, jalan yang rusak, jalan yang bergeronjal, jalan yang penuh dengan liku-liku dan tikungan-tikungan yang tajam. Bahkan bisa jadi itu adalah berbentuk terowongan atau lorong yang panjang yang gelap dan pengap, dan tidak ada jalan alternative, kita tidak punya pilihan. Masa yang sukar, masa kita sakit, masa kita menghadpi krisis finansial, atau ekonomi, masa kita belum mendapatkan pekerjaan, masa-masa dukacita, itu semua adalah bentuk jalanan yang tidak ada pilihan tadi. Suka atau tidak suka kita harus melewatinya, tidak ada pilihan lagi. Tergantung pada cara kita menjalaninya, entah kita menjalaninya, entah kita menjalaninya dengan ciut hati, atau bersar hati, kita menjalaninya dengan penuh keluh kesah atau kita menjalaninya dengan tenang, tabah, dengan sabar.

Di dalam Alkitab ada dua arti dari kesabaran, yaitu sabar terhadap orang, bersikap sabar terhadap sesama, menyabari orang yang menjengkelkan hati. Dan yang kedua adalah sabar terhadap keadaan, sabar terhadap kondisi yang sulit, menyabari keadaan yang sukar, jalanan yang berat untuk dilalui, sabar terhadap keadaan.  

Terhadap jemaat di kota Roma, yang sedang menghadapi lorong panjang gelap, yaitu penindasan dan penganiayaan oleh penguasa Tiran dari kekaisaran romawi pada saat itu, firman Tuhan memberikan nasihat: sabarlah dalam kesesakan. Di sini sabar disini, maksudnya sabar terhadap keadaan yang sulit, dan sukar itu. 

Mengapa kita harus sabar pada keadaan? Mengapa kita harus sabar pada kondisi yang kita sedang jalani? 

Alasan yang pertama, adalah sebab keadaan itu tidak akan terus menerus begitu. Di dalam hidup ini tidak ada yang abadi. Jangan percaya ada yang abadi di dalam kehidupan di dunia ini. Sebab segalanya selalu akan berubah. Keadaan yang sukarpun akan berubah. Badai kehidupan pun pasti berlalu, seperti musim-musim di dalam kehidupan ini, pasti akan berganti. Kita perlu sabar terhadap keadaan supaya kita bisa melihat bahwa nanti musim memang berganti. Ketika pergantian itu tiba, kita bisa menyaksikannya. Bahkan andaikata kita sedang berada di lorong yang gelap sekaipun, maka itu pasti ada ujungnya. Sabarlah dan tetaplah berjuang. Kamu akan melihat cahaya itu diujung terowongan itu. Itulah yang namanya pengharapan. Orang-orang yang berhasil, sukses, keluar dari masa-masa sukar di dalam hidupnya selalu adalah orang-orang yang sabar menjalani keadaannya, orang-orang yang sabar terhadap kesesakan dan tetap menyimpan pengharapan di dalam hatinya sambil terus berjalan maju. 

Seperti nasihat yang selalu didengungkan sebagi ucapan dari Marthin Luther King Junior: “jika kamu tidak bisa terbang berlarilah, jika kamu tidak bisa berlari berjalanlah, jika kamu tak bisa berjalan merangkaklah, yang paling penting adalah kamu tetap bergerak maju. Itulah yang namanya pengharapan. Itu sebabnya firman tuhan membingkai nasihat sabarlah dalam kesesakkan, bersukacitalah dalam pengharan. Tentu saja pengharapan di dalam Tuhan, sebab Tuhanlah yang bisa menggerakan roda perubahan di dalam kehidupan kita ini. Bersukacitalah di dalam pengharapan

Alasan yang kedua, mengapa kita harus menyabari keadaan? Jawabannya adalah karena keadaan itu, tiap-tiap keadaan mempunyai keindahannya sendri, seperti musim, ia menyajikan keelokannya masing-masing. Ada sebuah syair tentang empat musim, bunyinya begini: “musim semi diberkati dengan kebahagiaan bunga-bunga yang mekar. Musim panas diberkati dengan gairah oleh karena sinar mentari yang berlimpah. Musim gugur diberkati dengan kilauan warna-warni daun. Musim dingin diberkati dengan selimut salju-salju putih berkemilau. Artinya tiap-tiap musim itu mempunyai keindahannya sendiri-sendiri, tiap-iap kesempatan memberi manfaat masing-masing pada kita. Masa tenang adalah untuk dinikmati. Masa senang adalah untuk disyukuri. Masa senggang untuk diisi, masa lega adalah untuk dijalani dengan rasa terimakasih. Tetapi masa tegang juga untuk dijalani dengan dicari hikmat yang bisa dipelajari. Masa kesesakan perlu  kita jalani sebagai masa yang memanggil kita untuk mengahadap sang Ilahi di dalam doa. Itu sebabnya firman Tuhan membingkai nasihat sabarlah dalam kesesakan dengan satu lagi nasihat dibawahnya, yaitu bertekunlah di dalam doa. Masa yang tenag memanggil jiwa kita untuk bernanyi dan memuji, tetapi masa kesesakan memanggil jiwa kita untuk bertekun dalam doa pada Tuhan yang maha suci itu. 

Tiga nasihat ini, adalah nasihat yang utuh, nasihat yang kukuh. Barangsiapa yang berpegang teguh pada tiga nasihat ini: bersukacitalah dalam pengharapan, bersabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah di dalam doa, maka ia akan menjadi orang yang kuat dan teguh. Amat sukar untuk menghambat jalan orang-orang yang merengkuh pada tiga nasihat tadi dan berpegang teguh padanya. Sebab mereka akan seperti anak panah yang melesat dengan kekuatan yang penuh. Bersukacita dalam pengharapan, bersabar dalam kesesakan dan bertekun di dalam doa. Amin 



Posting Komentar