SAATNYA MENENGADAH KE ATAS - Yunus 2:1
SAATNYA MENENGADAH KE ATAS
(Yunus 2:1)
Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya, dari dalam perut ikan itu,
Orang mengatakan, hidup ini, seperti roda berputar.Kadang kita berada di atas, kadang kita berada di bawah.Di bawah berarti di posisi yang tidak bagus, jatuh, rugi, kalah, berada dalam lembah kesusahan, atau terjerumus ke dalam jurang masalah, jatuh sakit, dan lain sebagainya.Alasannya bisa macam-macam. Akibat kesalahan, atau kecerobohan sendiri, menjadi korban bencana, atau dijatuhkan orang lain. Yang pasti tidak enak.Tidak ada orang yang suka berada dibawah.
Tokoh Alkitab yang satu ini, sedang berada di bawah, karena tidak taat pada penugasan dari Tuhan.melarikan diri dari suruhan-Nya, akibatnya, ia menjadi meluncur kebawah, betul-betul sampai di dasar yang paling bawah. Tahukah anda dimana dia?Dia berada di kedalaman lautan, bahkan di dalam perut seekor ikan besar.Saya yakin. Tidak sedikitpun ia pernah membayangkan akan berada di tempat sebawah, serendah itu, sejanggal itu, dan semengerikan itu.
Mungkintidak persis sama, atau tidak seekstrem itu, tetapi saya yakin ada orang-orang yang ketika berada di bawah, juga merasakan seperti yang dirasakan oleh Yunus, yaitu tidak pernah terbayangkan sedetikpun bahwa dirinya bisa berada di situ. Di mana? Mungkin bukan diperut ikan, tetapi ruang operasi, atau ruang gawat darurat, ruang tunggu operasi anak, ruang sidang, atau pengadilan, tenda-tenda pengungsian, puing-puing gudang yang habis terbakar atau tempat usaha yang dijarah, kehilangan pekerjaan, kebangkrutan, dan lain sebagainya.
Sejujurnya, tempat-tempat seperti ini, punya ciri-ciri yang sama, yaitu membuat orang tidak bisa melakukan apa-apa yang lain, kecuali yang satu ini: BERDOA. Seperti yang terjadi pada YUNUS. Berdoalah Yunus kepada Tuhan Allahnya dalam perut ikan itu (Yunus 2:1). Yunus tidak bisa melakukan yang lain di dalam perut ikan itu, kecuali hanya berdoa. Ya, hanya berdoa.Kita juga sering mendengar ucapan serupa.Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan kecuali berdoa.Itu tandanya bahwa seseorang sudah betul-betul di bawah.Mungkin dalam situasi dan kasus-kasus yang berbeda, kita sering bertanya juga, mengapa Tuhan membiarkan, atau malah membawa kita berada ditempat serendah ini?Mengapa?
Marilah saya ajak anda untuk berpikir begini: jangan-jangan jawabannya memang adalah karena Tuhan menghendaki kita menjadi tidak berdaya, tidak bisa melakukan apa-apa, selain berdoa. Dia betul-betul menghendaki kita tidak bisa melihat jalan lain, kecuali berdoa. Sangat mungkin Tuhan membawa kita ke tempat yang paling bawah, sehingga tidak ada lagi yang bisa kita lihat, selain menengadah ke atas. Mencari Tuhan, berdoa.
Sebagai orang beriman setiap waktu kita berdoa.Tetapi harus diakui pengalaman berdoa di tempat paling rendah, atau berdoa pada saat kita terpuruk di dasar lembah.Memberi nilai tambah pada kehidupan iman kita.Nilai tambah yang memperdalam pengertian kita tentang berdoa.Nilai tambah apakah itu? yang pertama, bayangkanlah, begini: kalau tinggal itu satu-satunya hal yang bisa kita lakukan, maka kita lebih bisa menghargai sesuatu itu, bukan? Kalau tinggal satu-satunya bekal atau persediaan yang masih ada, anda akan mensyukuri dan menghargainya, bukan? Kalau sampai sejauh ini tinggal dialah orang yang satu-satunya yang mau menemani kita, maka anda bisa melihat kualitas orang itu juga dengan lebih baik. Begitupun halnya dengan berdoa.Jangan diremehkan. Sadarilah pentingnya. Sadarilah kegunaannya.
Kenyataannya dalam hidup ini, doa-doa yang paling tulus, yang paling otentik, dan jujur apa adanya di hadapan Tuhan sekaligus yang berdampak paling besar dalam kehidupan kita, adalah doa-doa yang panjatkan dari kedalaman lembah yang paling bawah. Ketika kita sudah betul-betul tersungkur, tak berdaya.Seringkali itu justru menjadi titik paling yang mengubah hidup kita. Ketika kita benar-benar sudah berada di tempat yang paling rendah. Ketika kita benar-benar sudah angkat tangan, kita justru bisa menyaksikan dengan jelas betapa Tuhan turun tangan.Ketika doa dinaikan berkat-Nya turun.
Buku Karya Korrie Tan Bom Hiding Place, yang penuh inspirasi doa dan hikmat itu, lahir dari pergumulan iman di tempat tawanan kaum konsentrasi tentara Nazi yang mengerikan di saat perang dunia kedua. Hal yang kedua, pengalaman berdoa di tempat rendah, menjadikan kita tahu menghargai apa artinya kalau nanti Tuhan sudah membawa kita naik ke tempat yang tinggi. Kegelapan akan menolong kita, untuk menghargai terang, bahkan terang dari seberkas cahaya lilin saja. Pengalaman sakit, membuat orang lebih mensyukuri kondisi badan yang sehat.
Ketika Yunus berdoa di perut ikan, tentu sebelumnya terasa sulit, dan sama sekali tidak nyaman. Namun, ketika kita membaca doanya di Yunus 2, kita tahu bahwa pada akhirnya Yunus berdoa dengan sungguh-sungguh. Mantap dan indah. Di tempat gelap itu, sesak, dan pengap serta berbau anyir itu sudah menjadi seperti bait suci baginya. Dan saya membayangkan sesudah Yunus sesudah dilepaskan dari perut ikan dan kembali ke darat, bahkan bias pergi lagi, berdoa di bait suci, maka Yunus pasti jauh lebih menghargai kesempatan untuk berdoa di bait suci itu lagi. Tidak akanada lagi doa-doa sekedar rutin di tempat suci itu. Tidak akanada lagi rasa jenuh berdoa di situ, sebab Yunus tahu rasanya harus berdoa di dalam perut ikan.
Pengalaman berada di bawah dan memanjatkan doa dari situ, membuat kita jauh lebih menghargai. Tatkala Tuhan sudah mengangkat kita kembali dan beroleh kelegaan seperti Yunus. Orang pernah bernyanyi ditengah lembah air mata, ia tidak akan pernah lagi menyanyikan pujian bagi Tuhan dengan asal-asalan. Orang pernah tersungkur tak berdaya dan ditolong Tuhan, tidak akan pernah lagi meremehkan arti bersyukur kepada Tuhan. orang yang sudah pernah berada di tempat yang dalam, di jurang kesusahan, dan menaikan doa dari situ, bagaimana mungkin ia tidak menghargai setiap kesempatan yang tersedia untuk bisa menghadap Tuhan di dalam doa.
Pengalaman sehari-hari kita mengatakan bahwa koneksi internet memang dasyat. Tetapi, itu masih membutuhkan wifi atau data plan yang sanggup menangkap signal dari tempat dimana kita berasa. Tetapi, tidak demikian dengan berdoa. Berdoalah dengan sungguh, sebab dimanapun anda berada, termasuk di tempat yang paling rendah dalam hidup ini.Tuhan itu tetap bisa diakses oleh doa-doa kita. Sebab Dia memang hanya sejauh sebuah doa. Amin
Doa
Tuhan, ketika hidup ini melempar kami kedasar jurang.Ketika di sekeliling kami tak ada satu pun jembatan untuk menyebarang.Ketika disekitar kami tiada lagi cahaya terang, selain hanya keatas mata kami bisa memandang, ajarlah kami untuk berseru memanggil nama-Mu.Seraya percaya Engkau selalu setia mendengar dan hanya engkau yang bisa mengangkat kami keluar.Karunia kami Tuhan iman dan pengharapan yang besar kepada-Mu, satu-satunya penolong yang benar.
Ya, Bapa.Beri kami sepanjang hari ini, kesabaran untuk menghadapi keadaan dan kesabaran menghadapi orang-orang di sekitar kami.Kalau tugas kami hari ini sulit, beri kami ketekunan dan tidak menyerah.Kalau ada pesoalan yang sulit dipecahkan, tolong kami untuk tidak meninggalkannya sampai kami menemukan pemecahan.Kalau usaha mencoba yang pertama tidak berhasil dengan baik, tolong kami mencoba dan mencoba lagi, hingga kegagalan menjadi sukses.
Tolong kami sepanjang hari untuk tidak kehilangan kesabaran kami terhadap orang-orang, bagaimanapun dan tidak adilnya dan tidak menyenangkannya tindakan mereka.Tolong kami untuk mendengarkan siapapun yang ingin membicarakan sesuatu persoalan hidup, kesusahan ataupun kebutuhan mereka.Tolong kami untuk sabar terhadap orang yang lambat belajar dan lambat mengerti.Tolong kami sepanjang hari ini bekerja sebagaimana Yesus telah bekerja, dan mengasihi sebagaimana Yesus telah mengasihi.
Ini semua kami mohon demi kasih-Mu. Serta yang mengajar kami berdoa….
Amin
Posting Komentar