RAHASIA SEORANG IBU

Table of Contents

 RAHASIA SEORANG IBU

(Keluaran 2:2-3)

lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.  Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan t'er, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil;


Dunia mengenal Thomas Alva Edison, Sang Penemu lampu pijar itu. Namun, tahukah anda bahwa keberhasilan, dan prestasi besarnya itu, berakar pada rahasia, yang disimpan oleh ibunya? Rahasia apakah itu? Ketika masih anak-anak, Thomas Edison pernah membawa pulang sepucuk surat dari gurunya. Mama, guru menitipkan kertas ini, untuk diberikan kepadamu, katanya kepada ibunya, sambil meneteskan air mata. Wanita itu membacakan isi surat itu, dengan suara keras di hadapan anaknya. 

Thomas, seorang anak yang jenius. Sekolah ini, terlalu kecil untuknya. Lagi pula, kami tak memiliki guru yang cukup baik untuk mendidiknya. Tolonglah ia, untuk belajar sendiri di rumah. Berpuluh tahun kemudian, ibunya telah tiada. Dan Thomas telah dikenal sebagai salah satu ilmuan penemu terbesar, di abad 20. 

Suatu ketika, ketika sedang memeriksa barang-barang peninggalan di rumahnya. Ia menemukan secarik kertas surat yang sudah usang, di pojok laci sebuah meja. Ia memungutnya, lalu, terbacalah tulisan seperti ini: “anakmu ini bodoh, menyusahkan, kami tidak bisa menerimanya lagi, di sekolah ini. Rupanya, itulah bunyi asli surat itu. Setelah membaca surat itu, Thomas Edison, menangis perjam-jam. Mengenang keanggungan jiwa dan perjuangan ibunya, yang sejak hari itu, tidak kenal menyerah, bekerja keras mendidiknya dengan sekolah di rumah. Sesudah dirinya tenang kembali, ia menulis di buku hariannya, kalimat berikut ini: “Thomas Alva Edison, adalah seorang anak bodoh, yang sekarang menjadi ilmuan jenius abad ini, karena jasa ibunya. Sosok pahlawan, yang sebenarnya itulah rahasia seorang ibu. Rahasia yang tersimpan di dalam sebuah laci.

Melalui kita Taurat, dunia juga tokoh Musa. Pangeran medir yang amat bersejarah itu. Pemimpin pembebasan umat Israel keluar dari perbudakan di Mesir, untuk menempuh perjalan lewat di padang gurun menuju ke tanah perjanjian, penyusun hukum taurat. Konstitusi bagi umat Yahudi, umat perjanjian itu. Seorang tokoh besar, dalam perjanjian lama, yang tiada duanya. Namun, ketokohannya dan peran besarnya itu, juga mengenal latanr belakang sebuah rahasia. Rahasia seorang ibu, juga rahasia yang disimpan bukan dalam sebuah laci, tetapi dalam sebuah keranjang. Di dalam keranjang itu, bayi musa, disembunyikan agar tidak dibunuh oleh Firaun, Sang Penguasa psikopat yang bernafsu membantai bayi-bayi lelaki orang Yahudi, untuk mencegah perkembangbiakan mereka yang mencemaskan dirinya. Ibunya, seorang beriman dan tidak mau menyerah pada tekanan serta ancaman situasi. Setelah tidak mungkin menyembunyikannya lebih lama lagi di rumah, ibunya menggunakan sebuah peti pandan dipangkalnya dengan gala-gala dan dan diletakannya bayi itu di dalamya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengan di Teberau, di tepi sungai nil (Kel. 2:3)

Selanjutnya, kita tahu ceritanya, bayi itu diadopsi oleh Putri Firaun, tetapi secara tak terduga, Tuhan memakai akal cerdas ibunya, sehingga ia masih sempat disusui oleh ibunya sendiri. Akibatnya, selain dididik dalam budaya istana, ia juga masih mengenal pengasuhan jasmani dan rohani dari keluarganya sendiri. Sekali lagi rahasia seorang ibu. Rahasia seorang bayi tersimpan dalam Peti Pandan. Telah ikut menyiapkan hadirnya seorang tokoh pilihan Tuhan untuk kebebasan sebuah bangsa dan kelak hadirnya keselamatan bagi seluruh bangsa. Musa, atas perjuangan seorang wanita bernama ENAK JARVIS, demi mendapatkan pengakuan masyarakat, atas jasa-jasa seorang ibu, maka pada tahun 1914, Presiden amerika serikat ke 28. Putro Wilson, meresmikan hari minggu yang ke dua dalam bulan Mei, sebagai Hari Ibu

Dalam suasana menjelang, hari ibu ini, kita merenungkan salah satu karya besar Tuhan, di muka bumi ini, yaitu memakai ibu-ibu yang pantang menyerah, berjuang bagi anak-anaknya untuk menghadirkan masa depan yang lebih baik. Tentu saja, pahlawan  hari ibu ini, bukan hanya ibunda Thomas Edison dan ibu dari Musa, mereka tak terbilang jumlahnya di dunia ini. Mereka adalah ibu-ibu, yang tak kenal menyerah pada kekhususan situasi anak-anaknya. Mereka ini rajin, sujud berdoa, rela berlelah-lelah banting tulang, lincah berkomunikasi atau bernegosiasi sini dan sana, kiat berjualan apa saja. Tekun mengajarkan banyak perkara, belum lagi mengurusi keperluan rumah tangga yang seperti tiada akhinya. Ia bahkan keminderan, kelemahan, kegagalan, kebebalan, kenakalan, dan pemberontakan anak-anaknya, tidak membuat mereka jera atau menyerah. Lebih memilih untuk percaya pada pekerjaan Tuhan dari pada penghakiman masyarakat sekitar. Mereka lebih percaya pada apa yang dilihatnya di masa depan dari pada apa yang dilihatnya sekarang.

Bahkan sejujurnya, pada umumnya kita semua adalah produk kegigihan, perjuangan, dan pengorbanan cinta seorang wanita, yang Tuhan utus untuk menjadi ibu kita. Saya yakin semua ibu, punya cerita rahasia yang sejatinya, ikut mengantar putra-putri mereka menuju ke gerbang masa depannya masing-masing. Para ibu ini adalah pahlawan kehidupan yang sebenarnya. 

Bukankah kegigihan para ibu ini adalah inspirasi yang tiada tara, tak kala mengingat keberadaan mereka, bukan hanya rasa syukur dan hormat yang timbul dalam hati kita, melainkan juga dorongan dan tekad untuk tidak gampang menyerah pada tantangan situasi apapun itu. Anda dan saya, dilahirkan ke dunia ini, oleh seorang ibu, yang mengerang kesakitan, mempertaruhkan nyawanya bagi kita agar kita selamat menyambut kehidupan Anugerah Tuhan.

Jadi, jangan mudah menyerah dan menyia-nyiakan pengorbanan mereka. Buatlah hidup kita berbobot luhur, menjadi berkat dan memuliakan Tuhan dan pantas memuliakan Tuhan, dan pantas menjadi kebanggan ibu kita. Tuhan memberkati kita semua. Amin. 


 


Posting Komentar