RAHASIA KEKUATAN
RAHASIA KEKUATAN
(I SAMUEL 23:15-16)
Daud takut, karena Saul telah keluar dengan maksud mencabut nyawanya. Ketika Daud ada di padang gurun Zif di Koresa, maka bersiaplah Yonatan, anak Saul, lalu pergi kepada Daud di Koresa. Ia menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah
Seorang Psychyater berkebangsaan Inggris berhasil membuktikan melalui percobaannya bahwa sikap, dan kondisi mental, memberikan pengaruh besar kekuatannya. Baik kekuatan jiwanya, maupun tenaga fisiknya. Ia melakukan percobaannya terhadap 3 orang masing-masing dimintanya untuk melakukan gerakan meremas sekuat-kuatnya suatu alat yang dilengkapi dengan dinamometer, untuk mengukur seberapa kuat remasan orang itu. Masing-masing melakukan 3 kali remasan dalam situasi yang berbeda.
Pertama, dalam situasi normal, spontan mereka tidak dikondisikan apa-apa sebelumnya, dan hasil rata-rata remasan mereka menunju pada angka 101 tahun, hampir 46 kg
Situasi kedua, setiap orang sudah dikondisikan lebih dulu dengan masukan-masukan dalam alam pikiran mereka bahwa mereka adalah orang yang sangat lemah. Hasil rata-rata hasil remasan mereka menunjukan pada angka 29 merosot tajam.
Situasi ketiga, sebaliknya yaitu sebelumnya mereka dikondisi dengan pelbagai masukan pemikiran bahwa mereka adalah orang yang sangat kuat. Hasilnya angka rat-rata kekuatan remasan mereka naik melonjak menjadi 142. Ya, memang ada hubungan yang signifikan antara apa yang kita pikirkan dan rasakan di dalam hati atau jiwa kita dengan energy yang kita salurkan keluar.
Sebagai sesama prajurit Jonathan tahu persis bahwa kekuatan dalam perjuangan sesungguhnya dimulai dari dalam dari mentalitas seseorang kondisi jiwa. Kondisi jiwa memainkan peran besar, bahkan sebagai sesama pribadi beriman Jonathan tahu bahwa iman kepada Tuhan adalah faktor utama.
Mengetahui sahabatnya sedang dijadikan buronan ayahnya Raja Saul. Jonathan mencuri kesempatan untuk mengunjungi Daud di tempat persembunyiannya di padang gurun Ziv. Daud sedang bersembunyi dan sudah dalam keadaan kondisi mental down dibawah, mata-mata dan pengkhianat tersebar di mana-mana. Para imam pendukungnya sudah habis dibantai raja saul. Pengikutnya hanya tersisa orang-orang bermasalah. Pelariannya tidak kunjung ketahuan akan berakhir sampai kapan, sampai di mana. Saul menghendaki nyawanya. Daud sudah kelelahan mentalnya merosot. Jiwanya terkurung oleh rasa takut. Imannya goyah, dan melemah.
Sebagai sahabat, Jonathan tahu persis ancaman apa yang jauh lebih berbahaya dari pada ayahnya, yaitu kondisi jiwa Daud yang sedang terpuruk itu. Itu sungguh buruk. Itu akan menurunkan daya juangnya, melemahkan ketangguhannya, dan melumpuhkan kekuatannya. Jonathan merasa harus berbuat sesuatu.
Kitab I Samuel mencatat, di dalam kunjungannya itu, ia menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah (I Samuel 32:16). Iman Daud akan Allah, perlu diperkuat dan Jonathan datang berperan sebagai penguat dan berhasil. Bagi Daud yang saat itu bukan hanya fisiknya yang sedang berada di padang gurun melainkan juga jiwanya sedang mengalami kekeringan. Kedatangan Jonathan bagaikan air ditengah padang gurun. Jiwanya disegarkan ulang. Imannya diteguhkan lagi, pengharapannya tumbuh kembali. Kekuatannya bangkit lagi. Dan Daud siap melanjutkan perjuangannya.
Pengalaman Daud sebenarnya tidak asing lagi bagi kita bukan? Sejujurnya jiwa kita tidak selalu kuat. Iman kita sering tertantang dan manjadi guncang bahkan jatuh terlentang. Akibatnya ya, kemana-mana mempengaruhi semuanya keceriaan kita hilang, kesabaran kita menipis, ketabahan kita berkurang, semangat kita meleleh, keberanian kita mengecil, semangat perjuangan kita merosot drastik.
Benar jika ada orang yang berkata: kekuatan terbesarmu ada di dalam. Tetapi juga musuhmu yang terbesar ada di situ, di dalam. Dunia batin kita adalah pusat kekuatan sekaligus ajang pertempuran kita. Iman yang sehat, membentuk pola pikir dan sikap mental yang benar. Pada gilirannya hubungan kita dengan Tuhan, kepercayaan kita kepada Tuhan akan melahirkan energy dan kekuatan yang kita butuhkan dalam hidup sehari-hari.
Karena itu, peliharalah, rawatlah iman kita. Jangan cuma HP saja yang cas, jiwa kita juga jangan dibiarkan habis batre. Roh kita jangan dibiarkan lapar. Berilah asupan rohani firman Tuhan. lapangkan hati untuk memuji Tuhan, rendahkan hati untuk menyembah Tuhan. tenangkan hati untuk berdoa, berkomunikasi dengan Tuhan. sesuatu yang kita perhatikan dengan serius dan kita rawat akan memberikan maafaat untuk kita. Begitu pun jiwa yang dirawat akan memberi akan manfaat, yaitu ketangguhan, energy yang meningkat. Daya juang yang naik peringkatnya. Juga jangan biarkan jiwa para kekasih dan sahabat kita kekeringan, selain merawat iman kita sendiri. Apabila dibutuhkan jadilah seperti Jonathan yang menguatkan kepercayaan sahabatnya tepat pada saat ia membutuhkan.
Jadi, berbicara tentang kekuatan, jangan sekali-kali meremehkan iman atau kepercayaan akan Tuhan sebab di situ terletak rahasi kekuatan kita. Amin
Posting Komentar