MATA YANG BARU

Table of Contents

 MATA YANG BARU

(2 RAJA-RAJA 6:16)

Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka."

 

Harus diakui, di waktu sekarang, kita tidak dalam kondisi dan suasana yang baik-baik saja. Mengapa demikian? Sebab dunia ini, nyata-nyata masih menghadapi serbuan pandemic yang mengamuk dengan begitu ganasnya. Boleh dikata, hidup kita saat ini, sedang dikepung oleh bala tentara bencara. Dikepung oleh bahaya penularan virus covid-19, dikepung oleh kabar-kabar duka, meningkatnya jumlah pasien covid, stastitik korban yang meninggal yang meningkat, zona yang tergolong parah, rumah sakit sudah penuh, ruang ICU tidak dapat menampung lagi, dan seterusnya. Masih ditambah lagi, dengan mutasi virus dalam bentuk yang berbahaya. Apa yang terjadi, yang kita saksikan, yang kita dengar, yang kita alami,  di masa pandemic ini, sungguh menghadirkan kecemasan, ketakutan, ketidak-mengertian, kesedihan yang mendalam. Semuanya serasa mengepung kita dari berbagai jurusan. Semuanya membuat kita serasa tak kuasa menolak pertanyaan, dimanakah Tuhan, pada saat ini?

Perasaan dikepung bahaya, dialami juga oleh abdi atau pelayan dari nabi Elisa, di Dotan. Masalahnya raja bangsa Aram, musuh Israel, telah mengirim pasukan berkereta kuda, dan bala tentara dalam jumlah besar sekali, ke kediaman Elisa. Sang nabi dianggap sebagai agen rahasia Israel yang amat berbahaya. Dan ditargetkan untuk dibinaskan. Maka suatu hari, ketika bangun dari tidurnya pelayan Elisa itu dikejutkan oleh kenyataan bahwa wilayah kediaman nabi sudah dikepung oleh pasukan bersenjata dengan penuh ketakutan, dan kepanikkan abdi atau pelayan nabi itu berlari menjumpai Elisa lalu berseru kepada tuannya itu celaka tuanku, apakah yang kita perbuat (2 raja 6:15). Ia dicekam rasa takut, dan panik karena terjebak pada apa yang dilihatnya sekeliling. Pandangan matanya terpaku pada barisan tentara musuh yang mengepung mereka. Celaka, celaka, ini bencana.

Tetapi tenyata tidak demikian dengan nabi Elisa. Dengan tenang, ia berkata kepada pelayannya yang ketakutan itu. Jawabnya jangan takut sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka (2 Raja-Raja 6:16). Rupanya, Elisa melihat yang berbeda, Elisa melihat, lebih dari pada yang di lihat pelayannya itu. Elisa melihat penyertaan Tuhan. Mungkin abdi Elisa itu, juga memimiliki pertanyaan serupa dengan banyak orang dalam situasi pandemic yang sekarang ini sedang mengpung kita, bagaikan bala tentara bencana, yaitu pertanyaan: Dimanakah Tuhan? Itu sebabnya Elisa pun kemudian berdoa supaya pelayannya itu dibukakan matanya oleh Tuhan untuk melihat kehadiran atau penyertaan Tuhan pada saat itu.

Sesudah itu apa yang terjadi? ternyata tampklah juga di mata pelayan Elisa itu bahwa gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa (2 Raja-raja 1:17). Bala tentara surgawi, juga mengelilingi mereka. Pasukan malaikat  Allah, sedang berkemah di sekeliling hamba Tuhan itu jumlahnya pun lebih banyak daripada pasukan Aram, artinya Tuhan tidak jauh dari situ, di mana ada bahaya megancam Tuhan berada di situ, Dia menyertai kita. Yang dibutuhkan oleh pelayan Elisa itu, adalah mata yang baru, untuk bisa melihat penyertaan Tuhan itu. Mata yang baru, supaya tidak hanya meliahat barisan tentara musuh yang sedang mengepung,  melainkan lebih dari pada itu. Mata yang baru, untuk melihat ajaibnya penyertaan Tuhan.

Begitupun dengan kita. Kita memang bisa dikepung marabahaya, dikepung kecemasan akan hilangnya mata pencaharian, dikepung ketakutan akan masa depan, dikepung kabar buruk, dan berita duka, dan dikepung oleh pembatasan ini, dan itu akibat social distance. Tetapi sebenarnya masih banyak yang tidak dapat dikepung oleh bala tentara pandemic ini. Yang pasti Tuhan tidak dapat dikepung oleh apapun. Tuhan itu Maha Kuasa, dan sanggup bergerak leluasa untuk menjangkau, dan menyertai kita. Kasih Tuhan tidak bisa dikepung oleh bencana. Doa yang kita panjatkan kepada-Nya tidak mengenal pembatasan apapun. Dan cara Tuhan menjawab doa kita juga sanggup menembus batas-batas yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Firman Tuhan, tidak bias dibatasi, justru malah tersiar kemana-mana melampaui dinding-dinding gedung gereja. Ikatan keluarga, dan persahabatan justru banyak yang diperkuat oleh kondisi yang sesukar sekarang ini. Kreativitas yang kita miliki tidak bisa dihambat oleh pandemic, malah justru ditajamkan olehnya.

Dan masih banyak hal lain lagi. Oleh karena itu yang kita butuhkan adalah kemampuan untuk melihat semua itu. Ketajaman iman untuk menyadari semua itu. Kiranya di masa yang penuh tantangan ini, Tuhan mengaruniai kita mata yang baru. Mata yang baru untuk melihat betapa yang menyertai kita lebih banyak. Mata yang baru untuk melihat penyertaan dan pemeliharaan Tuhan. Mata yang baru untuk melihat betapa pasukan bala tentara surgawi itu, juga ada di mana-mana. Ya, para sahabatku Tuhan kiranya membuka mata kita, untuk melihat betapa lebih banyaknya barisan tentara yang diutus-Nya untuk menyertai kita. Amin

 

Posting Komentar