JEJAK-JEJAK PENYERTAAN-NYA
JEJAK-JEJAK PENYERTAAN-NYA
(Kejadian 39:21)
Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf menjadi kesayangan bagi kepala penjara itu.
Motivator Senior Deal Canegie, pernah mengajak seorang ibu, untuk bersimulasi. Ia bertanya. Berapa banyak piring, yang kamu cuci, rata-rata dalam satu hari? Kemudian, satu Minggu berapa? Satu bulan, berapa? Satu tahun, berapa? Lalu, ia disuruh mengkalikannya dengan usia pernikahannya, berapa tahun? Tentu saja, hasilnya adalah total jumlah yang fantastik, amat banyak. Lalu, Deal Canegie bertanya kepada ibu itu: Seandainya dulu, sebelum kamu manikah, kamu diberitahu, bahwa kamu punya kewajiban, untuk mencuci begitu banyak piring dalam hidupmu. Apa perasaanmu, ibu? Kemudian, secara berkelakar, ibu itu menjawab: mungkin, saya pikir-pikir dulu, untuk menikah.
Kelakar ibu ini, menyimpan sebuah kebenaran kepada kita. Bahwa, banyak hal sebenarnya di dalam hidup ini, yang kita tanggung, itu berat. Tetapi, kita dapat melakukannya. Tanpa kita sadari, kita melewatinya juga, karena kita mengerjakannya step-by-step, karena kita melakukannya hari demi hari, tanpa terasa, kita sanggup melakukannya. Tetapi, itu juga bukan berlaku hanya untuk hal-hal sederhana, seperti mencuci piring. Itu juga berlaku, untuk perkara-perkara besar, beban-beban berat di dalam hidup kita, yang sebenarnya tidak tertanggungkan, untuk masa-masa sukar, untuk persoalan-persoalan besar, untuk masa-masa krisis dalam hidup kita. Yang sebenarnya, kita tak mampu memikulnya. Secara manusia, itu bukan kekuatan kita untuk menanggungnya, tetapi, kita menjalaninya juga. Baru kemudian, setelah kita melewatinya, kita tersadarkan dan kita akan berkata kepada diri sendiri kog, bisa saya menjalaninya. Kog, bisa saya akhirnya melewatinya juga.
Saya sering menengok ke belakang, dan di sadarkan. Ada banyak pengalaman-pengalaman masa lalu saya, perjalanan-perjalanan hidup saya yang berat, beban-beban yang besar. Yang sebenarnya secara manusia, saya tak sanggup memikulnya. Bebanya berat, apa lagi waktu itu saya masih muda, saya masih belum banyak pengalaman, kekuatan saya terbatas. Tetapi, saya pada akhirnya melewatinya juga. Saya bisa menjalani pada waktunya. Saya bisa melewati hingga selamat sampai pada hari ini. Saya melewati semua kesukaran itu, semua pengalaman-pengalaman yang berat itu. Sungguh mengherankan. Kog, saya bisa menjalaninya.
Kebenaran ini, juga terungkap dalam kisah seorang pemuda bernama YUSUF. Pengalaman yang ia alami, tidak lazim untuk orang semua dia. Bertubi-tubi, ia mengalami pukulan, yaitu mulai dari ia dikhianati oleh saudara-saudaranya sendiri, dibuang ke dalam sumur, kemudian dijual sebagai budak, dibawa pergi ke negeri asing, dijadikan budak dengan paksa dan kemudian ia difitnah bahkan dimasukan ke dalaam penjara tanpa bersalah. Di dalam penjara, ia pun dilupakan jasanya. Pengalaman itu bertubi-tubi dialaminya. Seolah-olah masa depannya ditelan oleh semua pengalaman buruk itu. Pengalaman yang dialaminya bertubi-tubi. Membayangkan saja, membuat kita geleng-geleng kepala, apa lagi ia yang menjalaninya. Bagaimana mungkin anak semuda itu, di usia 17 tahun, ia harus menjalani semua pengalaman buruk itu 13 tahun lamanya. Bagaimana mungkin?
Tetapi kita tahu, Alkitab bercerita: YUSUF, menjalani dan melewati tahun-tahun yang berat itu. Dimana rahasianya? Kejadian 39:21 menyingkapkan rahasia itu. Disebutkan begini: Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf menjadi kesayangan bagi kepala penjara itu. PENYERTAAN TUHAN, itulah kuncinya. Penyertaan Tuhan itu, melampaui yang dapat kita bayangkan. Penyertaan Tuhan itu, apa yang kita duga dan perhitungkan. Yang kita sangka, orang ini lemah, yang kita sangka, orang jatuh Ternyata, ia tetap tegak berdiri dan melanjutkan perjalannya. Yang kita sangka orang ini sudah putus asa, ternyata ia masih bisa bertahan dan tertawa, yang kita sangka ia sudah habis, ternyata ia berhenti menangis dan masih melihat masa depan. Penyertaan Tuhan itu ajaib. Jika Tuhan menyertai, yang susah dihiburkan, yang lemah dikuatkan, yang berat tertanggungkan, yang sukar terlewatkan. Jika Tuhan menyertai, semua yang berat itu, menjadi mungkin untuk dilewati.
Oleh karena itu, berhentilah sejenak. Tengoklah jejak-jejak penyertaan Tuhan dalam hidup anda. Anda akan dibuat teheran-heran. Bahwa anda bisa menjalaninya juga. Hari demi hari anda melewatinya dengan selamat. Jikalau penyertaan Tuhan itu terjadi dahulu, maka penyertaannya itu akan tetap terjadi sekarang, dan yang akan datang, yakinlah. Tuhan itu setia, Ia melimpahkan kasih setia-Nya kepada kita. Sehingga kita dimampukan, untuk menanggung beban yang berat, dan melewatinya dengan selamat. Karena apa? Karena penyertaan Tuhan.
Benar kata Pendeta Jhon Wesly: YANG TERBAIK DARI SEGALA HAL ADALAH BAHWA ALLAH TUHAN ITU BERSERTA KITA.
Posting Komentar