INGATLAH AKAN SUMBERNYA
INGATLAH AKAN SUMBERNYA
(MARKUS 8:17)
dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?
Di dalam Alkitab kata “roti” merupakan symbol, dari kebutuhan manusia, terutama akan makanan. Tuhan Yesus mengajar kita untuk berdoa: “berikanlah kami pada hari ini, makanan kami yang secukupnya”. Dalam bahasa aslinya dipakai kata: berikanlah kami roti. berbicara tentang roti. Apakah manusia bisa ribut karena ada, atau tidak adanya roti? Kenyataan hidup menyatakan, ya. Bukankah dalam keluarga-keluarga banyak terjadi ketegangan, oleh karena terjadi kurangnya persediaan makanan, kehilangan pekerjaaan, lapangan kerja yang sempit, tabungan yang kian menipis, bisnis yang sedang lesu, dan sebagainya. Dan bahkan, tidak jarang ketegangan-ketegangan seperti itu menjurus kepada pertingkaian-pertikaian yang tajam, bahkan kekerasaan dalam rumah tangga, dan ujungnya bisa jadi perpisahan, atau perceraian.
Pada waktu itu, murid-murid Tuhan Yesus juga ribut, soal tidak ada roti. Tiba-tiba di tengah-tengah perjalanan, mereka menyadari mereka lupa membawa roti hanya tersisa satu saja (Markus 8:14). Saya membayangkan, Andreas berkata kepada Matius: aku kira kamu yang membawa roti tadi, lalu Matius menuding Yudas, oh, itu tugas Yudas. Lalu, Yudas menoleh kepada Thomas, kamu bilang tadi, masih ada persediaan, dan seterusnya mereka ribut, sambil sesekali melirik kepada Tuhan Yesus. Ribut, karena tidak ada roti. Sampai akhirnya Tuhan Yesus menegur mereka. Mengapa kamu memperbicangkan soal tidak ada roti, belum jugakah kamu paham dan mengerti? Kata-nya. Mereka ribut soal tidak ada roti, mengapa? Kalau kita melihat sejenak ke belakang pada kejadian yang tertulis di Markus 8:1-10 di situ jelas mereka baru saja sebelumnya mengalami bahwa mereka kelimpahan roti. Mereka tekesima menyaksikan ditangan mereka roti mengalir secara bergantian begitu banyak, mengenyangkan ribuan orang dimana-mana roti. Roti berlimpah. Mereka terpukau, takjub oleh roti.
Sekarang tiba-tiba mereka kekurangan roti. Mereka sudah terlanjur terpukau oleh roti, dan akhirnya mereka terpaku pada roti, sehingga, ketika mereka lupa membawa roti, mereka panik, mereka gelisah, dan ribut. Padahal, ada satu kelupaan, yang jauh lebih parah, dan lebih serius dari pada itu, yaitu bahwa mereka lupa, pada Sang Pemberi roti, yang mengenyangkan ribuan orang itu, YESUS KRISTUS. Yesus adalah Sang Pemberi roti. Sumber Berkat, Roti adalah sarana berkat itu, disalurkan bentuknya melalui roti.
Murid-murid itu merasa gelisa, mereka takut, dan kuatir karena tidak ada roti. Sementara, sumbernya pemberi roti, sumbernya ada di dekat mereka. Bukankah itu juga yang sering terjadi pada kita. Tempat kita bekerja, perusahaan, atau lembaga tempat kita bekerja, penghasilan kita, tabungan kita, gelar akademis kita, ijaza kita, kepandaian kita, modal kerja kita, harta kita, semua itu adalah ROTI. Yang suatu saat, andaikata terjadi kesukaran tiba, atau krisis melanda, atau orang jahat memperdaya kita, atau kecerobohan kita lakukan, maka bisa terjadi roti ini berkurang, menjadi terbatas, menipis, tinggal sedikit bahkan mungkin hilang, dan pergi sama sekali.
Tuhan Yesus, ingin menegaskan kepada murid-murid-Nya, supaya mereka tidak terpaku di tempat yang salah. Supaya mereka kembali kepada jalur yang benar, ke mana mata, dan pandangan mereka harusnya tertuju, yaitu kepada sumbernya bukan rotinya. Tuhan itu bisa memberkati kita melewati berbagai macam cara, atau sarana. Kalau sumber daya yang ingin tertutup, dia bisa membuka sumber daya yang lain, kalau satu sumber daya pergi maka dia bisa mendatangkan sumber daya yang lain sebagai ganti. Tuhan sumber berkat itu. Tak pernah kekuarangan cara, tak pernah kehilangan sumber untuk memberkati saudara dan saya.
Nick Viujicki, pria yang tidak punya kedua tangan, dan kaki, tidak punya sumber daya. Bahkan yang fundamental sebagai manusia, kita akan berkata: siapa orang yang akan memperkerjakan orang yang seperti dia? Dari mana ia akan mendapatkan berkat dalam hidupnya tanpa sumbernya. Kalau ada orang punya yang alasan punya alasan untuk menyerah dalam hidupnya, Nick Viujicky adalah orangnya. Kalau ada orang punya alasan untuk mengatakan tidak pada kehidupan ini, dia adalah orangnya. Tetapi, syukurlah Nick Viujicky tidak mau menyerah pada kehidupannya terbatas, karena ia percaya kepada Allah yang tidak terbatas, dia bekerja keras untuk hidup mandiri, dan dia percaya pada apa yang Tuhan beri kepadanya. Kalau ia tidak punya sumber daya yang satu dan ia punya sumber daya yang lainya. Dan benar dia tidak punya tangan, dia tak punya kaki tetapi dia punya hati. Punya mulut, dan dengan itulah Tuhan memakai dia, dia menjadi seorang penginjil. Penginjil Dari Australia ini keliling dunia kemana-mana. Ia menyapa orang dengan firman Tuhan, dan dengan kesaksian hidupnya banyak orang diberkati olehnya, dia punya hati, dia punya mulut, dia punya tekat, dia punya semangat dia punya iman.Tuhan memberkati dia dengan luar biasa dan ia memberkati banyak orang.
Nick Viujicki, sebagai contoh bagi kita betapa Tuhan itu tidak terbatas, Tuhan bisa memberkati siapa saja melewati berbagai macam cara, oleh karena itu kalau saudara, dan saya sedang menghadapi sempitnya sumber daya kita, jangan gentar. Sebab Tuhan tidak pernah kekurangan cara untuk memberkati kita.
Yang penting adalah, jangan terpaku pada sumber daya jangan terpaku pada roti, melainkan peganglah sumber-Nya yaitu Tuhan Sang Pemberi berkat. Tuhan kita Yesus Kristus. Amin
Posting Komentar