BERNAFAS
BERNAFAS
(Yehezkiel 37:14)
Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman TUHAN."
Pendekar karate dalam film karate kid Mr. Miyagi, memberikan sebuah petuah kepada muridnya: “ketika hidup ini serasa tak terkendalikan, senantiasa kembalilah ke hal yang paling mendasar dalam hidup yaitu bernafas. Tanpa nafas hidup pun tiada.
Para seniman ilmu beladiri, tau apa artinya bernafas, dan teknik bernafas, sebagai fondasi untuk melatih dan membangun kekuatan yang dibutuhkannya. Para sufi, kaum pertapa, dan orang-orang bijaksana paham betul, apa hubungannya bernafas dengan keheningan, konsentrasi, meditasi, inspirasi, dan hal meluruskan akal budi. Dunia medis pun menegaskan, betapa kebiasaan bernafas dalam-dalam untuk menghirup oksigen sebanyak-banyaknya di udara yang terbuka. Pagi hari, sungguh amat baik. Itulah bernafas. Satu kegiatan yang kita lakukan setiap saat. Namun, sayangnya tak selalu kita sadari betapa kaya, dan betapa berharganya kegiatan yang satu ini. Anugerah yang tak ternilai. Nafas adalah kelegaan. Nafas adalah kebebasan. Nafas adalah kesempatan baru, pengharapan baru, dan kekuatan baru. Nafas adalah daya kehidupan.
Sungguhlah menarik, di dalam Alkitab, kata roh mengandung pengertian ini, nafas dan angin atau udara. Singkat kata, berhubungan dengan kegiatan bernafas, sebab kehidupan ini ada karena Roh Allah memeberi nafas kepada segala makhluk. Apa bila engakau mengambil roh mereka, mereka mati binasa, dan kembali menjadi debu. Apa bila Engkau mengirim roh-Mu mereka tercipata (Mazmur 104:29-30). Sesungguhnya, kegiatan bernafas menghubungkan kita secara langsung menghubungkan kita dengan sumber kehidupan, yaitu Allah sendiri. Marilah kita menyadari anugerah besar yang satu ini, yaitu kita bisa bernafas
Penderita imunitas tubuh, tahu benar betapa berharganya satu tarikan nafas. Penyakit aoutoimun yang dideritana pernah merenggut seluruh otot-ototnya dan nyaris merenggut nyawanya. Ketika menjalani pengobatan, berhari-hari dirinya tergantung pada peralatan bantuan untuk bernafas. Setelah disembuhkan Tuhan secara ajaib, ia bertekad untuk tidak akan mengeluh terhadap tantangan hidupnya. Jika tantangan menghadang, aku hanya menarik nafas dalam-dalam dan bersyukur, bahwa aku masih bisa bernafas. Itu memebriku kekuatan luar biasa. Demikian katanya bersaksi.
Nabi Yehezkiel pernah menerima penglihatan, tentang kerangka manusia di sebuah lembah, yang kemudian diberi daging, otot, bahkan kulit. Namun, masih belum bergerak juga. Barulah bergerak dan hidup, sesudah Tuhan menghembuskan nafas kembali (Yehezkiel 37:8-10).
Seperti itulah gambaran umat Yehuda di pembuangan. Yang sudah kehilangan pengharapan dan merasa seperti orang sudah mati. Tetapi, apapun kondisi mereka, jikalau Tuhan memberikan roh-Nya, mereka pasti bangkit dan hidup kembali (ayat 14). Roh Allah adalah Roh yang menghidupkan. Roh Allah memberi kita kehidupan. Di mana ada Roh Allah, di situ ada kehidupan. Ada kemerdekaan. Ada kesegaran. Ada pembaruan.
Kita sering membayangkan perkara yang besar-besar dan ajaib tentang Roh Kudus. Pada hal sebenarnya, Roh Kudus sudah memberi kita anugerah terbesar, yaitu kehidupan. Melalui nafas yang kita hirup. Bahkan segala hal yang ada pada kita baik besar maupun kecil, tidak akan ada gunanya apabila Tuhan tidak memberi kita nafas, bukan? Seperti nafas, begitulah kerja Roh Kudus di dalam kita. Nafas adalah kelegaan. Roh kudus menolong kita untuk membuka hati, bagi pengampunan Tuhan yang melegakan. Nafas adalah kebebasan. Roh kudus membebaskan kita dari kuasa dosa yang menyesakkan. Nafas adalah kesempatan. Roh Kudus membuka pintu kesempatan kedua bagi para pendosa yang bertobat. Nafas adalah pengharapan Roh Kudus membangkitkan pengharapan di dalam hati hati siapa saja yang sedang dilanda keputus-asaan. Nafas adalah kehidupan. Roh Kudus memberi daya untuk memperjuangankan kehidupan.
Produser film dari Inggir Jonathan cevendish, melahirkan karya sinema yang diangkat dari kisah nyata tentang kehidupan ayahnya, Rodin Cavendish. Pada tahun 1958, Robin terkena polio. Dokter memfonisnya hanya punya waktu tiga bulan dan berapun waktu yang ia miliki harus dihabiskannya di pembaringan rumah sakit. Tetapi, Robin menolak untuk menyerah. Ia memutuskan untuk pulang. Menjalani kehidupannya bersama keluarga, Istrinya bernama Diana dan putranya Jonathan. Dengan bantuan sahabatnya, ia merakit sendiri sebuah kursi roda untuknya berserta kelengkapan khusus yakni respirator untuk bernafas.
Selanjutnya, ia juga memperlengkapi dirinya dengan mobil fans khusus untuk berkeliling Eropa bersama dengan keluarganya. Robin Cavendish, memiliki motto, yaitu kualitas kehidupan. Baginya berapa pun waktu yang dipunyainya. Ia ingin menjalani hidup yang berkualitas. Ia ingin tetap bisa berpergian dengan keluarganya. Melewati segala suka-duka. Seorang penderita polio di tahun 1960, yang hidupnya bergantung pada alat pernafasan. Robin bertahan hidup, bukan Cuma 3 bulan melainkan 36 tahun lagi.
Kisah inspiratif, yang diangkat ke layar lebar ini, oleh Jonathan Cavendish, sang produser, sekaligus putera sang tokoh utama Robin Cavendish, diberi judul Bernafas. Melalui film tersebut, Jonathan Cavendish ingin menularkan daya juang ayahnya yang luar biasa itu. Film yang berkisah tentang dorongan kasih dari dalam hati untuk bukan hanya sekedar hidup, melainkan hidup secara berkualitas, bukan hanya sekedar rutinitas bernafas, melainkan faham benar akan apa artinya masih diberi kesempatan untuk bernafas dan tidak menyianyiakan .
Film bridge ini mengingatkan kita peran Roh Kudus. Roh Allah yang menghidupkan. Roh yang dikaruniakan kepada kita agar kita tidak sekedar bernafas, melainkan menjalani kehidupan yang berkualitas. Roh yang memberi pencerahan dan penyegaran. Pencerahan, dan penyegaran kepada kita setiap hari. Agar setiap nafas yang kita miliki manjadi daya pendorong, untuk menjadikan hidup kita lebih hidup. Biarlah dengan daya dari Roh Kudus kita dimampukan untuk menghirup, sebuah kehidupan yang berharga dan layak disyukuri.
Dan selanjutnya menghembuskan nafas sebuah kehidupan yang semerbak harum karena memuliakan Tuhan dan memberkati sekitar kita.
Posting Komentar